WNI di Inggris Diminta Waspada
JAKARTA — Kedutaan Besar RI (KBR)I London telah menyampaikan imbauan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) di Inggris, menyusul kerusuhan yang terjadi di beberapa kota di Inggris yang terpicu oleh penikaman di kelas tari di Southport pada Senin (29/7/2024).
“Masyarakat WNI diminta untuk meningkatkan kewaspadaan, mempertimbangkan urgensi jika beraktivitas di luar rumah, hindari kerumunan massa dan lokasi-lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya demonstran,” sebut Kementerian Luar Negeri (Kemlu) melalui website resminya.
Para WNI diminta selalu memantau dan mengikuti arahan otoritas setempat. Dalam kondisi darurat, segera hubungi nomor darurat setempat 112 atau 999 atau pun saluran kekonsuleran KBRI +447795105477 atau +447425648007.
Berdasarkan komunikasi dengan komunitas Indonesia, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban.
Jumlah WNI yg tercatat di beberapa kota di Inggris antara lain:
– Sunderland: 18
– Manchester: 532
– Leeds: 467
– Nottingham: 290
– Bristol: 228
– Liverpool: 134
– London: 3279
Sebelumnya Polisi di seluruh Inggris telah didesak untuk melindungi masjid dan akomodasi pencari suaka. Seruan perlindungan datang saat Inggris bersiap menghadapi sedikitnya 19 unjuk rasa sayap kanan dalam beberapa hari mendatang.
Seruan untuk peningkatan keamanan dari para pemimpin masyarakat terjadi usai demonstrasi penuh kekerasan yang telah menyebar dari Southport ke kota-kota. Ini termasuk kota London, Hartlepool, Manchester, dan Aldershot, setelah insiden penusukan tragis di klub liburan anak-anak.
Kerusuhan meningkat karena rumor daring yang tidak berdasar secara keliru. Hal itu mengklaim tersangka dalam pembunuhan di Southport adalah seorang Muslim. Selanjutnya menyebabkan serangan terhadap masjid-masjid di Southport dan Hartlepool pada Selasa (30/7/2024) dan Rabu (31/7/2024). Sementara tersangka diidentifikasi pada Kamis (1/8/2024) sebagai Axel Rudakubana yang berusia 17 tahun.
Di samping itu, demonstrasi tersebut juga melihat akomodasi pencari suaka di Manchester dan Aldershot menjadi sasaran para pengunjuk rasa. Demonstran mengacungkan plakat dengan pesan-pesan seperti ‘deportasi mereka, jangan dukung mereka’ dan ‘tidak ada apartemen untuk imigran gelap.’
Sementara di pusat kota London, para demonstran melemparkan suar dan kaleng sambil meneriakkan ‘kuasai Britania Raya,’ ‘selamatkan anak-anak kami,’ dan slogan pemerintah Konservatif sebelumnya, ‘Hentikan kapal-kapal itu.’