UNRWA: Dalam 10 Bulan, 40.000 Warga Gaza Meninggal
GAZA — Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini mengungkapkan pada Senin (19/8/2024) sebanyak 40 ribu orang telah meninggal di Gaza hanya dalam waktu sekitar 10 bulan. Dia mengatakan, kemungkinan jumlah korban lebih tinggi akibat serangan Israel.
Hal tersebut diungkapkan melalui X, Lazzarini menyebut peristiwa yang telah terjadi di Gaza sebagai tonggak sejarah yang begitu suram di mata dunia.
“Dilaporkan 40 ribu nyawa melayang hanya dalam waktu lebih dari 10 bulan di Gaza. Dan mungkin, jumlahnya lebih banyak lagi. Apa pun perselisihan mengenai jumlah tersebut, tidak ada perselisihan mengenai penderitaan yang sangat besar,” sebut dia dilansir dari laman Anadolu Agency.
“Ini adalah akibat langsung dari kegagalan kolektif untuk mencapai gencatan senjata. Terlalu banyak dari mereka yang tewas adalah wanita dan anak-anak. Di antara mereka yang tewas terdapat lebih dari 200 anggota tim UNRWA, lebih dari 100 jurnalis dan terlalu banyak pekerja kesehatan,” ungkapnya.
Ia lebih lanjut menyerukan gencatan senjata, pembebasan para sandera dan bantuan kemanusiaan serta perlindungan bagi warga sipil di Gaza.
“Orang-orang putus asa, lelah, dan cemas di Gaza, di Israel ditambah di banyak bagian wilayah. Dengarkan mereka, untuk sekali ini,” sebutnya.
Adapun selama berbulan-bulan, Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir telah berusaha mencapai kesepakatan antara Israel – Hamas untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta mengizinkan bantuan kemanusiaan memasuki Gaza. Namun upaya mediasi terhenti karena penolakan Netanyahu untuk memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.
Sementara Israel telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Israel telah melanjutkan serangan brutalnya di Gaza semenjak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas.
Menurut otoritas kesehatan setempat, serangan Israel sejak itu telah menewaskan hampir 40.100 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.600 orang. Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Di samping itu, Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah. Adalah tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.