Situasi Kemanusiaan Mengerikan Terjadi di Gaza Utara

0

Warga Gaza menunggu bantuan pangan dok.anadoluagency

WASHINGTON — PBB pada Selasa (19/11/2024) menyoroti situasi kemanusiaan yang mengerikan di beberapa bagian Jalur Gaza utara, di mana penduduk telah hampir tidak mendapatkan bantuan selama lebih dari 40 hari.

“Orang-orang di daerah yang terkepung di Gaza Utara telah berjuang untuk tetap hidup,” kata juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada sebuah konferensi pers dilansir dari laman Anadolu Agency.

Kemudian melanjutkan bahwa pengiriman bantuan oleh PBB ke daerah-daerah seperti Beit Hanoun, Beit Lahiya, dan beberapa bagian Jabalya masih terblokir.

“Bulan ini saja, 27 dari 31 misi yang direncanakan ditolak, dan empat lainnya terhambat parah, yang berarti mereka tidak dapat menyelesaikan semua pekerjaan penting yang ingin mereka lakukan,” kata Dujarric.

“Yang jelas, semua upaya PBB untuk mendukung orang-orang di daerah yang terkepung di Gaza Utara telah ditolak atau dihambat,” lanjutnya.

Dujarric mencatat peringatan terbaru dari komite peninjauan bencana kelaparan Klasifikasi Fase Keamanan Pangan Terpadu (IPC). Hal itu menyebutkan beberapa bagian Gaza utara menghadapi risiko bencana kelaparan yang mengancam, dan tindakan segera diperlukan dalam hitungan hari, bukan pekan.

“Akibatnya, toko roti dan dapur di provinsi Gaza Utara tutup, dukungan nutrisi dihentikan, dan pengisian ulang air dan fasilitas sanitasi diblokir sepenuhnya,” kata Dujarric.

Selain itu upaya PBB untuk meningkatkan perawatan kesehatan darurat juga telah digagalkan oleh Israel. “Pada hari Minggu, OCHA (Coordination of Humanitarian Affairs) mendukung misi yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia ke Rumah Sakit Kamal Adwan,” kata dia.

Misi tersebut mengirimkan 10.000 liter bahan bakar dan memindahkan 17 pasien dan sekitar dua lusin pengasuh ke Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza. Akan tetapi Dujarric mengatakan misi tersebut hanya dapat mengirimkan sebagian dari pasokan medis ke Rumah Sakit Kamal Adwan karena tentara Israel memaksa personel PBB untuk menurunkan muatan di sebuah pos pemeriksaan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *