Romantisme di Bulan Ramadan

dok.istock
JAKARTA — Romantisme antara suami dan istri dapat tetap terjalin selama bulan suci Ramadan. Meskipun tengah berpuasa, pasangan halal tidak terhalang untuk tetap romantis di bulan suci ini. Bagaimana bisa?
Pendakwah sekaligus Dosen STDI Imam Syafi’i Jember, Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri, MA menjelaskan, ketika manusia berpuasa ibaratnya dapat menyebabkan sebuah cermin yang jernih. Untuk itu, suami akan lebih memandang istrinya begitu cantik. Sebaliknya, jika seseorang orang ahli maksiat, betapa pun cantiknya seorang istri, dia tidak akan tertarik.
“Berpuasa tidak mengurangi nilai romantisme, tapi meningkatkan romantisme. Jadi cermin jernih, akan menyadari bahwa antum lebih mencintai istri dibanding orang lain,” kata Ustadz Dr Muhammad Arifin Badri belum lama ini.
Ustadz Arifin Badri mengatakan, puasa identik dengan menahan hawa nafsu, akan tetapi tidak ada yang namanya salat, zakat, puasa, dalam Alquran yang berdampak pada kerusakan hubungan.
Ustadz Arifin Badri menjelaskan, makan, minum dan berhubungan intim dapat membatalkan puasa. Akan tetapi muqadimah seperti mencicipi makan, atau pun berpelukan dan mencium pasangan halal tidak menyebabkan puasa menjadi batal.
“Hal-hal yang menjerumuskan ke sana (makan dan hubungan intim) tidak merusak. Mencium tidak dilanjutkan hubungan intim tidak masalah,” kata Ustadz Arifin Badri.
“Aroma makanan, menjilat, ini sama dengan kumur-kumur sebagaimana kumur-kumur muqadimah minum. Semua hal pengantar, makan minum, mencium berpeluang mesra tidak membatalkan,” lanjutnya.
Ustadz Arifin Badri mengatakan, hasrat lebih meningkat pada siang hari di bulan Ramadan dapat dikarenakan cermin yang lebih jernih.
“Hati-hati Ibu-Ibu kalau punya suami rajin ibadah, istighfar, mengerti yang bening-bening. Ahli ibadah cermin akan jernih, yang bening semakin bening kalau puasa semakin bersemangat,” ucap Ustadz Arifin Badri.
Ustadz Arifin Badri menjelaskan, resep dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam sebaik-baiknya wanita dan laki-laki yang saling membangunkan di waktu malam untuk salat.
“Ini ada relevansi dengan keharmonisan. Bersama-sama membersihkan diri saat itu antum akan merasakan betapa rumah tangga itu indah. Karena cermin lebih jernih dan antum akan menyadari orientasi rumah tangga tidak hanya seks atau materi, standarnya adalah akhirat,” papar Ustadz Arifin Badri.