Pemerintah Dianggap Lamban Tangani Produk Israel

0

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim dok.mui

JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta langkah strategis dan taktis dari Pemerintah RI untuk menghentikan bisnis ekspor-impor Indonesia Israel. Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto Abdul Hakim merasa sedikit menyesali langkah-langkah yang dilakukan oleh pemerintah yang sangat lamban terkait produk Israel yang masuk ke Indonesia.

“Ini tidak sesuai undang-undang perlindungan konsumen. Harusnya segera pemerintah, paling tidak, setelah MUI mengeluarkan fatwa, pemerintah harus segera mengontrol pasar,” kata dia dikutip dari laman resmi MUI.

Sudarnoto mengingatkan, pada bulan puasa lalu, sempat beredar kabar ada produk kurma dari Israel yang dijual di Indonesia. “Harusnya pemerintah kontrol di pasar ada tidak kurma Israel, kalau ada harusnya dihentikan, termasuk produk lainnya,” kata dia.

Prof Sudarnoto menegaskan, MUI ingin mengetuk pintu hati pemerintah untuk segera melakukan langkah strategis dan taktis untuk menghentikan kegiatan bisnis dengan Israel.

“MUI ingin mengetuk hati pemerintah segera melakukan langkah strategis dan taktis untuk menghentikan kegiatan bisnis impor ekspor Israel dan Indonesia. Ini sangat berbahaya,” ucapnya.

Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada lonjakan tajam impor dari negara Zionis pada 2024. Jika periode Januari-April tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terlihat ada peningkatan hampir 340 persen.

Sementara Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Latar belakang utamanya karena konflik di Timur Tengah yang menahun. Indonesia secara tegas meminta Israel mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Kendati demikian BPS mencatat, Indonesia dan Israel tetap terlibat kegiatan ekspor impor.

Dalam manifes ekspor-impor; Amunisi, Senjata dan yang Terkait Dengannya dicatat dengan kode HS 93. Sepanjang 2023, Indonesia mengimpor komoditas itu dari Israel dengan jumlah 14.821 dolar Amerika Serikat (AS). Sementara sepanjang Januari-April 2023, angkanya senilai 6.548 dolar AS.

Namun, ternyata ada pihak di Indonesia yang masih mengimpor senjata dan amunisi dari Israel selepas serangan itu. Sepanjang Januari-April 2024, angka impornya naik dari periode yang sama tahun lalu menjadi 8.047 dolar AS. Dalam skala ekspor impor, angka itu bukan jumlah yang signifikan. Artinya, pengimpor bisa jadi adalah perorangan.

Dalam catatan BPS, Indonesia juga mendatangkan sejumlah barang Impor dari Israel selepas serangan brutal ke Gaza dimulai, yang signifikan nilainya adalah Alat Permesinan dan Mekanik (HS 84). Tahun ini, dari Januari-April nilai impornya tercatat sebesar 24,52 juta dolar AS. Angka ini melonjak dari periode yang sama tahun lalu yakni 1,87 juta dolar AS.

Di samping itu, mesin dan Peralatan Elektronik (HS 85) juga melonjak dari 942 ribu dolar AS pada Januari-April 2023 menjadi 1,24 juta dolar AS pada Januari-April 2024. Komoditas yang juga banyak diimpor Indonesia dari israel adalah Perkakas dari Logam tak Mulia (HS 82). Pada Januari-April 2023 angkanya 1,78 juta dolar AS sedangkan pada Januari-April 2024 turun jadi 1,22 juta dolar AS.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *