PBNU Gelar Jumpa Pers Bersama Dubes Palestina
JAKARTA — Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar jumpa pers bersama Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun di kantor PBNU Jakarta pada Senin (5/8/2024). Dalam kesempatan jumpa pers disampaikan terkait kemerdekaan Palestina.
Al Shun mengungkapkan, sampai detik ini, rakyat Palestina tengah merasakan penderitaan yang sudah begitu luar biasa. “Palestina meminta perhatian dunia terhadap situasi yang sedang berlangsung,” kata Al Shun saat jumpa pers bersama Ketua Umum Pengurus besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf, dikutip dari laman PBNU.
Menurut Al Shaun, Israel sampai saat ini tidak menunjukkan perubahan atau inisiatif untuk perdamaian. “Kami siap untuk perdamaian, Presiden Mahmud Abbas telah jelas menyatakannya sampai sekarang dan siap untuk bernegosiasi dengan Netanyahu untuk mengakhiri konflik ini dan perang ini,” kata Al Shun.
Al Shun melanjutkan, Palestina meminta agar kekuasaan internasional segera mengakhiri pendudukan dan memperhatikan hak-hak rakyat Palestina yang memiliki hak untuk hidup dengan damai. Al Shun mengungkapkan, jika mengikuti media, mengenai pengeboman dan genosida, itu akan sulit percaya apa yang terjadi. Namun, jika melihat di lapangan, itu benar-benar terjadi.
“Netanyahu dari Israel tampaknya ingin menciptakan atmosfer ketegangan dan ancaman territorial,” kata Al Shun.
Al Shun kembali menegaskan bahwa saat ini kekuatan dunia internasional sudah semakin terlihat. Akan tetapi pemimpin politik, khususnya dari negara-negara yang setia kepada Israel seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, dan negara-negara Eropa lainnya, belum menunjukkan tindakan yang berarti.
“Ini adalah ketidakadilan. Jika ada keadilan, seharusnya tidak perlu ada pendudukan. Saya yakin tidak ada yang ingin rumahnya dicuri atau diambil oleh orang lain. Itulah yang terjadi di Palestina,” ucap Al Shun.
Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, ia bersama PBNU masih percaya dengan sistem peradilan internasional. Baginya, sistem tersebut relatif memiliki penyelesaian atas kejadian-kejadian secara global.
“Kami percaya kepada sistem internasional karena sistem internasional inilah satu-satunya yang kita punya untuk memelihara stabilitas relatif dsari dinamika global saat ini,” kata dia.