PBB: Setiap Hari 130 Orang Wafat di Gaza
GAZA — Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk pada Kamis (15/8/2024) mengutuk kekerasan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Dia mengungkapkan, hampir 130 orang telah wafat setiap hari semenjak 7 Oktober 2024.
“Rata-rata, sekitar 130 orang wafat setiap hari di Gaza selama 10 bulan terakhir. Skala penghancuran rumah, rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah oleh militer Israel sangat mengejutkan,” kata Turk, dilansir dari laman Anadolu Agency.
Turk menekankan bahwa situasi yang tak terbayangkan di daerah kantong terkepung itu sebagian besar disebabkan oleh kegagalan berulang tentara Israel untuk mematuhi aturan perang. Dia juga mencatat pentingnya melindungi warga sipil, properti sipil, dan infrastruktur sebagaimana yang digariskan oleh hukum humaniter internasional (IHL).
“Kantor kami telah mendokumentasikan pelanggaran serius IHL oleh militer Israel dan kelompok bersenjata Palestina, termasuk sayap bersenjata Hamas,” kata dia.
Dalam seruannya kepada masyarakat internasional, Turk mendesak semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata segera, menghentikan permusuhan, dan menghentikan pertumpahan darah.
“Saat dunia merenungkan dan mempertimbangkan ketidakmampuannya untuk mencegah pembantaian ini, saya mendesak semua pihak untuk menyetujui gencatan senjata segera, meletakkan senjata mereka, dan menghentikan pembunuhan untuk selamanya,” kata dia.
“Para sandera harus dibebaskan. Warga Palestina yang ditahan secara sewenang-wenang harus dibebaskan. Pendudukan ilegal Israel harus diakhiri dan solusi dua negara yang disepakati secara internasional harus menjadi kenyataan,” lanjut Turk.
Adapun Israel telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Israel telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang berkelanjutan di Gaza semenjak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Menurut otoritas kesehatan setempat, serangan Israel sejak itu telah menewaskan lebih dari 40.000 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.400 lainnya. Lebih dari 10 bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Di samping itu, Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkannya untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah. Adalah tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada 6 Mei.
Di sisi lain, sebanyak 115 bayi Palestina di bawah usia delapan bulan telah dibunuh oleh Israel semenjak Oktober 2023 lalu. Hal ini disampaikan juru bicara Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza, Ashraf Al-Qudra pada Selasa (13/8/2024).
Al-Qudra menunjukkan bahwa pembunuhan bayi kembar yang baru lahir Aysel dan Asser Abu al-Qumsan pada Selasa menambah jumlah bayi berusia kurang dari satu bulan yang telah dibunuh dalam genosida Israel menjadi 48. Bayi kembar tersebut lahir pada 10 Agustus, dan dibunuh bersama ibu dan nenek dari pihak ibu mereka saat ayah mereka pergi ke pihak berwenang untuk mengambil akta kelahirannya.
Al-Qudra mencatat bahwa 47 bayi Palestina berusia antara satu dan tiga bulan ketika mereka dibunuh oleh Israel, 15 berusia antara empat dan enam bulan, dan lima orang mati syahid antara enam dan delapan bulan. Dari total yang terbunuh, 53 adalah bayi laki-laki dan 62 adalah bayi perempuan.