PBB: Semua Tempat di Gaza Berpotensi Masuk Zona Pembunuhan

0

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres dok.anadoluagency

WASHINGTON — Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (15/7/2024) menyatakan keprihatinannya atas situasi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Dia mengatakan tidak ada tempat yang aman di wilayah kantong yang terkepung.

“Tingkat pertempuran dan kehancuran yang ekstrem di Gaza tidak dapat dipahami dan tidak dapat dimaafkan. Di mana-mana terdapat potensi zona pembunuhan,” kata Guterres, dilansir dari laman Anadolu Agency.

Dia melanjutkan, sudah saatnya bagi pihak-pihak yang berkonflik untuk menunjukkan keberanian politik dan kemauan politik untuk akhirnya mencapai kesepakatan. Secara terpisah, juru bicara Guterres Stephane Dujarric mengatakan, PBB menyerukan semua pihak untuk menghormati kewajiban mereka berdasarkan hukum kemanusiaan internasional dan terus melakukan tindakan untuk menyelamatkan warga sipil dan objek sipil.

“Saya dapat memberitahu Anda lebih lanjut bahwa kami dan mitra kemanusiaan kami terus membantu keluarga yang mengungsi dari Gaza utara ke daerah di selatan,” kata dia.

Dujarric menyoroti bahwa Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa dengan setiap arahan evakuasi baru, keluarga-keluarga di Gaza dipaksa untuk membuat pilihan yang mustahil. Mereka harus tetap berada di tengah permusuhan aktif atau melarikan diri ke daerah-daerah yang memiliki sedikit ruang atau layanan.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Tidak ada tempat berlindung, tidak ada rumah sakit, dan tidak ada yang disebut zona kemanusiaan,” tegasnya.

Adapun Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Zionis telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza semenjak serangan 7 Oktober tahun lalu oleh kelompok Palestina Hamas.

Menurut otoritas kesehatan setempat, hampir 38.700 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 89.000 orang terluka.

Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Di samping itu, Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah. Adalah tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diinvasi pada 6 Mei.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *