Naskah Khutbah Jumat, Menyambut Ramadan

dok.alarabiya
JAKARTA — Umat muslim di seluruh dunia kini tengah menyambut kedatangan bulan suci Ramadan 1446 Hijriah. Umat Muslim hendaknya senantiasa mempersiapkan diri dalam menyambut Ramadan. Berikut Naskah Khutbah Jumat menyambut Ramadan oleh Syekh Shalih al-Ushaimi, yang diterjemahkan dan disampaikan dalam bahasa Indonesia oleh Lahlan Tuhfatul Lanfas.
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُواْ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُسْلِمُونَ [آل عمران: ۱۰۲]
يَأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا الله الذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ الله كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا [النساء: ١]
يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا [الأحزاب: ۷۰-۷۱]
Amma ba’du,
Sesungguhnya ucapan yang paling benar adalah kitabullah, dan petunjuk yang paling baik adalah petunjuk Muhammad Shallallahualaihiwasallam. Sedangkan perkara yang paling buruk adalah yangbaru dalam agama, dan setiap perkara yang baru dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.
Ayyuhal mukminun!
Sebentar lagi kita akan menyambut bulan Ramadan. Bulan di mana Allah menurunkan Alquran dan mewajibkan kita untuk
berpuasa. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah.” (QS. Al-Baqarah ayat
185).
Bulan di mana pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan setan dibelenggu. Juga diserukan, wahai pelaku kebaikan, sambutlah! Wahai pelaku keburukan kurangilah!
Kedatangan bulan Ramadan harus kita sambut dengan sangat baik. Persiapan yang baik dalam rangka menyambut bulan Ramadan intinya ada pada empat hal, yaitu:
Pertama, berdoa sebelumnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ
“Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang- orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”” (QS. Ghafir ayat 60)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
الدعاء هو العبادة
“Doa adalah ibadah”.
Doa yang baik saat menyambut Ramadan intinya ada tiga macam, yaitu:
Pertama, berdoa kepada Allah agar disampaikan pada bulan Ramadhan. Seperti doa:
الهم بلغنا رمضان
“Ya Allah, sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan”.
Kedua, berdoa kepada Allah agar diberi taufik untuk
beramal saleh di bulan Ramadan. Seperti doa:
ِالهم أعنا فيه على الصيام والقيام، وما تحب من سائر الأعمال
“Ya Allah, bantulah kami di bulan ini untuk berpuasa dan salat malam serta mengerjakan amalan lainnya yang Engkau cintai”.
Ketiga, berdoa kepada Allah agar menerima amalan kita di bulan Ramadan dan menutupnya dengan pembebasan dari api neraka. Seperti doa:
الهم اجعلنا في رمضان من المتقبلين، واختم لنا بالعتق من النيران
“Ya Allah, jadikanlah kami di bulan ini termasuk orang-orang yang diterima (amalannya) dan tutuplah bulan ini bagi kami dengan pembabasan dari api neraka”.
Kedua, menyambut Ramadan dengan niat ikhlas mengerjakan kebaikan. Caranya dengan berniat untuk beramal saleh di bulan Ramadan. Allah berfirman:
قُلۡ اَتُعَلِّمُوۡنَ اللّٰهَ بِدِيۡـنِكُمۡ ؕ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الۡاَرۡضِؕ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَىۡءٍ عَلِيۡمٌ
“Katakanlah (kepada mereka), “Apakah kamu akan memberi tahu Allah tentang agamamu (keyakinanmu), padahal Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi serta Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Hujurat ayat 16).
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam bersabda bersabda:
إنما الأعمال بالنيات
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya”.
Imam Ahmad rahimahullah berpesan kepada anaknya, Abdullah:
يا عبد الله، انو الخير، فإنك وإن لم تعمله فنية اخير لك عمل
“Ya Abdullah, berniatlah untuk mengerjakan kebaikan, karena sesungguhnya bila engkau belum mengerjakannya, maka niat baik itu menjadi amalan bagimu”.
Niat baik dalam menyambut Ramadan ada dua macam:
Pertama, niat secara global. Yaitu, berniat untuk memperbanyak kebaikan di bulan Ramadan.
Kedua, niat spesifik. Yaitu berniat dengan hatinya akan mengerjakan amalan tertentu, seperti: puasa, salat malam, membaca Alquran, sedekah dan perbuatan baik lainnya.
Ketiga, menyiapkan diri dengan menumbuhkan kesadaran bahwa beramal saleh di bulan Ramadan manfaatnya kembali pada diri sendiri. Oleh karena itu, hendaknya setiap hamba memanfaatkan karunia yang Allah berikan kepadanya dan
tenaga yang ada untuk beramal saleh. Motivasinya firman Allah:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهٖ ۙوَمَنْ اَسَاۤءَ فَعَلَيْهَا ۗوَمَا رَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيْدِ
“Siapa yang mengerjakan kebajikan, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan siapa yang berbuat jahat, maka (akibatnya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba(-Nya).” (QS. Fushishilat ayat 46).
Juga firman-Nya:
قَدْ جَاۤءَكُمْ بَصَاۤىِٕرُ مِنْ رَّبِّكُمْۚ فَمَنْ اَبْصَرَ فَلِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَاۗ وَمَآ اَنَا۠ عَلَيْكُمْ بِحَفِيْظٍ
“Sungguh, telah datang kepadamu bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu. Siapa yang melihat (bukti-bukti itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri dan siapa yang buta (tidak melihat bukti-bukti itu), maka (akibat buruknya) bagi dirinya sendiri, sedangkan aku (Nabi Muhammad) bukanlah pengawas(-mu).” (QS. Al-An’am ayat 104).
قَدۡ اَفۡلَحَ مَنۡ زَكّٰٮهَا وَقَدۡ خَابَ مَنۡ دَسّٰٮهَا
“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams ayat 9-10).
قُلۡ يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ قَدۡ جَآءَكُمُ الۡحَـقُّ مِنۡ رَّبِّكُمۡۚ فَمَنِ اهۡتَدٰى فَاِنَّمَا يَهۡتَدِىۡ لِنَفۡسِهٖۚ وَمَنۡ ضَلَّ فَاِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيۡهَاۚ وَمَاۤ اَنَا عَلَيۡكُمۡ بِوَكِيۡلٍؕ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu kebenaran (Alquran) dari Tuhanmu. Maka, siapa yang mendapatkan petunjuk, sesungguhnya petunjuknya itu untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Siapa yang sesat, sesungguhnya kesesatannya itu (mencelakakan) dirinya sendiri. Aku bukanlah penanggung jawab kamu.”” (QS. Yunus ayat 108).
Ketahuilah bila seorang hamba telah bertekad untuk beramal saleh seraya mengetahui bahwa kebaikan itu untuk dirinya dan keburukan yang ia lakukan akibatnya juga akan menimpa dirinya sendiri, maka hal itu akan mendorongnya untuk memanfaatkan waktu-waktu di bulan Ramadan dengan hal-hal yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah. Dan niat yang telah ia tanamkan, akan menjadi penghalang baginya dari perbuatan buruk.
Keempat, menyiapkan diri dengan mempelajari hukum-hukum seputar puasa. Allah berfirman:
وَمَنۡ اَحۡسَنُ دِيۡنًا مِّمَّنۡ اَسۡلَمَ وَجۡهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبۡرٰهِيۡمَ حَنِيۡفًا ؕ وَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبۡرٰهِيۡمَ خَلِيۡلًا
“Siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah, sedangkan dia muhsin (orang yang berbuat kebaikan) dan mengikuti agama Ibrahim yang hanif? Allah telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasih(-Nya).” (QS. An-Nisa ayat 125).
Maksudnya, tidak ada seorang pun yang lebih baik agamanya daripada orang yang memasrahkan dirinya kepada Allah seraya ikhlas dan dia muhsin (orang yang berbuat kebaikan) dalam agamanya.
Berbuat baik dalam agama Islam dilakukan dengan menjalankannya sesuai sunah Nabi Muhammad Shallallahualaihiwasallam. Orang yang menyambut bulan Ramadan perlu mempelajari hukum-hukum syariat seputar Ramadan seperti hukum-hukum puasa dan selainnya, sehingga bila ia beramal maka amalannya benar (sesuai sunah nabi).
Karena sebelum mengerjakan amalan wajib, setiap hamba wajib mempelajari ilmu yang berkaitan dengan amalan wajib tersebut. Karena itu, siapa saja yang wajib berpuasa Ramadan, wajib baginya mempelajari hukum-hukum berkenaan dengan Ramadan.
Khutbah Kedua
الحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَرَبِّ الْأَرْضِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.
Ayyuhal mukminun!
Bulan Ramadan adalah musim yang baik untuk meraih ampunan Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Karena di bulan ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala membuka pintu ampunan selebar-lebarnya sebagaimana dikabarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Beliau bersabda:
من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa yang shalat malam pada bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
ومن قام ليلة القدر إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barang siapa yang menegakkan (salat pada malam) Lailatul Qadr dengan keimanan dan mengharap (pahala dari Allah), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
Al-Muwaffaq atau beruntung (orang yang diberi taufik) adalah orang yang diberi taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk bisa meraih bagian dari ampunan-Nya yang melimpah.
Sedangkan al-mahrum atau orang yang merugi (orang yang terhalang dari kebaikan) adalah orang yang mengharamkan dirinya dari pintu-pintu kebaikan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala bukakan untuk kita.
Maka dari itu, ayyuhal mukminun, manfaatkanlah peluang umur dan kekuatan badan kita. Bersungguh-sungguhlah dalam menyambut bulan Ramadan dengan niat beramal saleh dan menambah kebaikan di dalamnya, serta berhati-hati dari perbuatan buruk di bulan ini.
اللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا، وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَاهَا، أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا.
اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى، وَالتُّقوى، وَالْعَفَافَ، وَالْغِنَاءَ.
اللَّهُمَّ بَلَّغْنَا رَمَضَانَ اللَّهُمَّ بَلَّغْنَا رَمَضَانَ اللَّهُمَّ بَلِّغْنَا رَمَضَانَ اللَّهُمَّ أَعِنَّا فِيْهِ عَلَى الصَّيَامِ وَالْقِيَامِ، اللهُمَّ أَعِنَّا فِيْهِ عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، اللَّهُمَّ أَعِنَّا فِيْهِ عَلَى الصَّيَامِ وَالْقِيَامِ، وَسَائِرِ الْأَعْمَالِ.
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِيْهِ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَقَبَّلَيْنَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِيْهِ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَقَبَّلِيْنَ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِيْهِ مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَقَبَّلِيْنَ.
اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْإِيْمَانَ، وَزَيِّنْهُ فِي قُلُوْبِنَا، وَكَرِّهْ إِلَيْنَا الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الرَّاشِدِينَ.
اللهُمَّ فَرِّجْ كَرْبَ الْمَكْرُوْبِيْنَ، وَنَفِّسْ هُمُوْمَ الْمَهْمُوْمِينَ، وَاقْضِ الدَّيْنَ عَنِ الْمَدِينِيْنَ، وَأَطْلِقْ أَسْرَى الْمُسْلِمِينَ، وَاشْفِ مَرَضَنَا وَمَرْضَانَا وَمَرْضَى الْمُسْلِمِينَ.
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ.