Muslim Ikut Hari Valentine?

dok.aboutislam
JAKARTA — Sebagian besar orang di seluruh dunia merayakan hari kasih sayang atau hari Valentine pada 14 Februari setiap tahunnya. Bagaimana dengan muslim yang ikut merayakan Hari Valentine?
Mengutip buku Fiqih Kontemporer oleh Ustadz Abu Ubaidah Yusuf, disebutkan, jelas sudah bahwa Hari Valentine berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi yang seluruhnya tidak lain bersumber dari paganisme syirik, penyembahan berhala, dan penghormatan kepada pastor.
Perayaan valentine day adalah salah satu makar orang-orang Yahudi yang diselundupakan kepada umat Islam supaya mereka mengadopsinya atau mengkutinya.
Dengan demikian maka jelaslah bahwa perayaan Hari Valentine merupakan salah satu acara yang diadakan oleh orang-orang kafir dan orang-orang yang bergelimang dosa dalam rangka kemaksiatan dan dalam rangka mengumbar syahwat, serta memenuhi hawa nafsu belaka.
Di Bandung, 12 Februari 2005, Studio Carton Multi Kreasi menggelar acara lomba merapatkan dan menempelkan pipi terlama sebagai cara mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang. Siapa yang paling lama ciumannya dan rangkulannya, dialah pemenangnya. Acara ini sebenarnya jiplakan dari acara serupa yang lazim diselenggarakan di Amerika. Arini dari MURI menyatakan bahwa lomba serupa pernah digelar pada Desember 2001 di New York, Amerika Serikat (AS).
Nah, kalau memang demikian faktanya, lantas kenapa masih banyak para pemuda-pemudi Islam tertipu dan ikut-ikutan membeo budaya orang-orang kafir tersebut?! Ingatlah wahai kaum muslimin bahwa musuh-musuh Islam selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengeluarkan kalian dari ajaran agama kalian! Allah berfirman:
وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَرَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ )
Orang-orang Yahudi dan Nashara tidak akan senang ke-pada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS al-Baqarah ayat 120)
Dari Abu Sa’id al-Khudri dari Nabi bersabda:
لَتَتَّبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَب تَبِعْتُمُوهُمْ .. قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ والنَّصَارَى؟ قَالَ « فَمَنْ؟ .
“Sungguh kalian akan mengikuti sunnah perjalanan orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehingga mereka memasuki lubang dhab (hewan sejenis biawak di Arab). Kami (para shahabat) berkata: “Wahai Rasulullah, apakah mereka Yahudi dan Nashara?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR al-Bukhari: 7325, Muslim: 2669)
Asy-Syaikh Sulaiman ibn Abdullah alusy Syaikh berkata: “Hadits ini merupakan mukjizat Nabi karena sungguh mayoritas umatnya ini telah mengikuti sunnah perjalanan kaum Yahudi dan Nashara, baik dalam gaya hidup, berpakaian, syi’ar-syi’ar agama, dan adat-istiadat. Dan hadits ini lafazhnya berupa kabar yang berarti larangan mengikuti jalan-jalan selain agama Islam.”