Makna ‘Maka Nikmat-nikmat Rabb Kalian yang Manakah yang Kalian Dustakan?’
JAKARTA — ‘Maka Nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan?. Adalah ayat yang terus diulang dalam surat Ar-Rahman pada kitab suci Alquran. Apa makna ayat dan pengulangan perkataan Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut?
Mengutip Almnahaj yang ditulis oleh Ustadz Said Yai Ardiansyah Lc MA,
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
‘Maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua (jin dan manusia) dustakan?’
Ayat ini diulang oleh Allah Azza wa Jalla sebanyak 31 kali dalam surat ar-Rahman. Biasanya sesuatu yang berulang lebih dari tiga kali tidak memiliki makna yang berarti, bahkan dianggap suatu yang tidak bagus di dalam ucapan orang Arab, kecuali seseorang bisa menyusunnya dengan baik dan sangat serasi, maka ucapan tersebut akan menjadi ucapan yang indah untuk didengar.
Ayat ini diulang oleh Allah Azza wa Jalla dalam surat Ar-Rahman sebanyak 31 kali, yaitu ayat-ayat nomor: 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75 dan 77.
“Maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan?” maksudnya adalah wahai jin dan manusia! Nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian dustakan? Kenikmatan-kenikmatan tersebut sangat banyak, tidak dapat dinilai dan dihitung. Dan jawaban dari pertanyaan itu adalah “tidak ada sesuatu apapun dari kenikmatan-kenikmatan tersebut yang kami dustakan, dan untuk-Mu-lah segala pujian.”
Adapun maksud dari pengulangan ayat tersebut yakni,
Ibnu ‘Asyur rahimahullah mengatakan, “Maksud sebenarnya adalah: (1) ejekan dan celaan terhadap kaum musyrik, karena mereka telah berbuat syirik (mereka telah menyekutukan Allah Azza wa Jalla Pemberi segala kenikmatan) dalam ibadah dengan sesuatu yang bukan pemberi kenikmatan, (2) persaksian kepada mereka akan kaum Mukminin yang mentauhidkan Allah Azza wa Jalla. Kata at-takdzîb (dalam ayat ini-red) bermakna penentangan dan pengingkaran (terhadap kenikmatan).”
Allah Azza wa Jalla mengulangi ayat ini dengan gaya bertanya, “Maka nikmat-nikmat Rabb kalian yang manakah yang kalian berdua dustakan?”. Ini bertujuan untuk menunjukkan betapa besar nikmat Allah Azza wa Jalla yang telah Allah Azza wa Jalla berikan kepada seluruh makhluk-Nya. Dengan kenikmatan yang begitu besar tersebut, pantaskah seorang hamba mengingkarinya dengan mendustakan-Nya dan bermaksiat kepada-Nya? Tentu tidak dibenarkan untuk mengingkarinya.
Dan ayat ini juga mengajarkan kepada kita agar kita bisa selalu bersyukur kepada Allah Azza wa Jalla , karena nikmat Allah Azza wa Jalla begitu banyak namun sangat sedikit dari hamba Allah yang pandai bersyukur kepada-Nya.
Semoga Allah Azza wa Jalla menjadikan kita termasuk para hamba-Nya yang pandai bersyukur.
Makna setiap ayat tersebut tergantung ayat-ayat yang dibacakan sebelum dan sesudahnya. Sehingga, setiap yang mendengarnya tidak bisa mendustakan segala kenikmatan yang telah Allah berikan kepadanya.
Inilah yang dilakukan oleh Imam ath-Thabari rahimahullah di dalam tafsirnya kemudian diikuti oleh Syaikh Abu Bakar al-Jazairi di dalam tafsirnya. Beliau menyebutkan makna-makna setiap ayat yang berulang tersebut sesuai dengan ayat-ayat sebelum dan sesudahnya.