Ledakan Perangkat di Lebanon, PBB Gelar Rapat Darurat

0

Ruang Sidang DK PBB dok.pbb

NEW YORK — Dewan Keamanan PBB (DK PBB) mengadakan Rapat darurat pada Jumat (20/9/2024) terkait ledakan mematikan dari pager dan perangkat radio di Lebanon. Kepala Urusan Politik PBB, Rosemary DiCarlo menyebut baku tembak antara Hizbullah dan tentara Israel sebagai pelanggaran terhadap penghentian permusuhan dan pelanggaran resolusi 1701.

“Risiko perluasan lebih lanjut dari siklus kekerasan ini sangat serius dan menimbulkan ancaman serius terhadap stabilitas Lebanon, Israel, dan seluruh kawasan,” kata DiCarlo dikutip dari laman Anadolu Agency.

Selain itu, DiCarlo turut menyampaikan perang yang menghancurkan di Gaza terus berlanjut. Dia menggemakan permintaan Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres untuk gencatan senjata segera dan pembebasan sandera di Gaza.

“Risiko terhadap keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Lebanon tetapi juga di kawasan tersebut, tidak bisa lebih jelas atau lebih serius lagi,” kata dia.

Di samping itu, Utusan Aljazair Amar Bendjama menyampaikan solidaritas penuh negaranya terhadap Lebanon. Dia menekankan bahwa tindakan agresi ini merupakan kejahatan perang.

“Mengubah perangkat sipil menjadi bom mengancam keselamatan semua orang dan menimbulkan ancaman yang signifikan,” kata Bendjama.

Bendjama mengatakan, pernyataan para pejabat Israel dan serangan udara yang dilakukan pada Jumat terhadap Beirut merupakan bukti bahwa kekuatan pendudukan Israel sama sekali tidak tertarik pada perdamaian. Hal ini disampaikan Bendjama terkait ancaman pejabat Israel untuk melancarkan perang di Lebanon.

Ia mendesak Dewan untuk menegakkan resolusi 1701. Hal itu bertujuan untuk menghentikan permusuhan dan menstabilkan kawasan. Dia menuntut agar agresi Israel harus dihentikan. Dia meminta Tel Aviv harus menarik diri dari semua wilayah Lebanon yang diduduki.

Sementara Wakil utusan Amerika Serikat (AS) Robert Wood menegaskan kembali bahwa Washington tidak memainkan peran apa pun dalam ledakan perangkat komunikasi yang mematikan itu.

“Dewan Keamanan tidak dapat mengabaikan asal-usul konflik khusus antara Israel dan Hizbullah ini,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *