Larangan dan Hikmah bagi Orang yang Kurban

0

JAKARTA — Larangan bagi orang yang ingin berkurban di Hari Raya Idul Adha yakni memotong rambut, kuku atau mengupas kulitnya, sampai kurbannya disembelih. Dibalik larangan syariat ini, menyimpan hikmah yang tersembunyi di dalamnya.

“Hikmah larangan hadits ini adalah karena orang yang berkurban mirip seperti orang yang menjalani ibadah haji dalam sebagian amalannya, yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan kurban, hingga dia pun terkena sebagian hukum dan larangan seperti orang yang sedang ibadah haji, karena Allah Maha adil (Tahdzibus Sunan),” kata Pendakwah, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf.

Ustadz Abu Ubaidah mengatakan, ibadah kurban merupakan ibadah yang mulia dan syiar Islam yang bersumber Alquran dan As-sunnah. Bagi orang yang akan menunaikan ibadah kurban,  semenjak awal Dzulhijjah, maka dia tidak boleh memotong rambut, kuku atau mengupas kulitnya.

Hal ini berdasarkan sabda Nabi yang berbunyi:

فَإِذَا أُهِلَّ هِلاَلُ ذِي الْحِجَّةِ فَلاَ يَأْخُذَنَّ مِنْ شَعْرِهِ وَلاَ مِنْ أَظْفَارِهِ شَيْئًا حَتَّى يُضَحِّيَ

“Apabila hilal Dzulhijjah telah terlihat, dan salah seorang di antara kalian hendak berkurban, maka janganlah ia mengambil rambut dan kukunya sedikit pun hingga ia menyembelih kurbannya.” Dalam riwayat yang lain, janganlah ia mengambil rambut dan kulitnya sedikit pun. (HR. Muslim: 1977)

Ustadz Abu Ubaidah menjelaskan, larangan dalam hadits ini menunjukkan haram bukan sekedar makruh menurut pendapat terkuat, berdasarkan kaidah bahwa Hukum asal suatu larangan menunjukkan haram sampai ada dalil yang memalingkannya.

Namun seandainya dia melanggar larangan ini maka dia berdosa dan wajib minta ampun kepada Allah. Namun tidak ada denda khusus baginya dan tidak berpengaruh kepada ibadah kurban. Artinya, kurbannya tetap sah dan dia harus melanjutkan ibadah kurbannya.

Dan larangan ini hanya khusus untuk orang yang akan berkurban, tidak mencakup keluarganya, istri dan anaknya. “Semangatlah berkurban dan jangan takut miskin karena membelanjakan harta untuknya karena Allah akan menggantinya dg balasan yg lebih mulia,” kata Ustadz Abu Ubaidah. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *