Konflik Gaza 152 Jurnalis Wafat
GAZA — Pasukan Israel membunuh seorang jurnalis di Jalur Gaza pada Kamis (20/6/2024). Kematian tersebut menjadikan jumlah total kematian pekerja media Palestina semenjak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober lalu menjadi 152 orang.
Melansir laman Anadolu Agency, Kantor Media Pemerintah di Gaza mengidentifikasi korban sebagai Salim Al-Sharafa, yang bekerja sebagai presenter dan jurnalis untuk stasiun penyiaran lokal Al-Aqsa TV. Namun pernyataan itu tidak merinci bagaimana atau di mana dia dibunuh.
Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) yang berbasis di New York mengatakan perang di Gaza telah menjadi yang paling mematikan bagi jurnalis. Ini terjadi semenjak mereka mulai mendokumentasikan pembunuhan jurnalis di seluruh dunia pada 1992.
Sementara pada Februari, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Washington, D.C., Pusat Jurnalis Internasional (ICFJ), menyatakan perang di Gaza merupakan tingkat kekerasan terhadap jurnalis tertinggi dalam 30 tahun.
Di sisi lain, Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Zionis telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza semenjak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.
Menurut Kementerian Kesehatan di wilayah kantong yang terkepung, korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel yang tiada henti di Jalur Gaza sejak Oktober lalu telah mencapai 37.431 orang. Setidaknya 85.653 orang juga terluka dalam serangan gencar tersebut.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Dalam keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah. Tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diserbu pada 6 Mei.