dok.freepik

JAKARTA — Ulama dari Madinah, Arab Saudi, Syaikh Prof. Dr. Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaili mengungkapkan kiat-kiat agar muslim dapat istiqamah di atas akidah sahihah. Hal ini disampaikan dalam tabligh akbar di Masjid Jami Al-Barkah, Cileungsi, Jawa Barat pada Ahad (4/8/2024).

“Istiqamah seorang hamba adalah dengan taufik dan karunia dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Muslim harus mengambil sebab sehingga dengannya Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan keistiqamahan. Mencari sebab agar Istiqamah yang benar,” kata Syaikh Ibrahim yang diterjemahkan oleh Ustadz Cecep Nurrohman M.A melalui siaran langsung.

Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili menjelaskan, makna wasilah adalah sesuatu yang mengantarkan seorang hamba kepada tujuan tertentu. Wasilah keistiqamahan adalah jalan-jalan yang dengannya seorang hamba akan diberikan taufik oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk istiqamah.

Syaikh Ibrahim menjelaskan, kiat-kiat agar mengantarkan keistiqamahan terbagi menjadi tiga wasilah :

  1. Wasilah ilmiyah i’tiqadiyah (keyakinan) sesuai dengan yang datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
  2. Wasilah ta’abudiyah (perbuatan atau amaliyah) hamba dalam menjalankan ketaatan.
  3. Wasilah wiqoiyah (penjagaan diri) yakni seorang
    hamba berjihad melawan hawa nafsunya.

Syaikh Ibrahim menjelaskan, wasilah ilmiyah i’tiqadiyah terkait akidah memiliki cabang dalam beberapa hal. Sementara perihal akidah muslim berasal dari Alquran, kedua sunnah Rasulullah shallallahu’alaihwasallam, ketiga sunnah para khulafaur rasyidin, keempat ijma ulama dan kelima analogi atau kias yang sahih. Syaikh Ibrahim mengatakan, akidah seorang muslim harus dikembalikan kepada sumber-sumber tersebut.

Syaikh Ibrahim mengungkapkan, seorang muslim wajib mengambil semua dalil, dan tidak meninggalkan sebagian yang lain. Hal ini karena penyimpangan terjadi karena ada kelompok yang mengambil hanya sebagian dari dalil, tidak seluruhnya.

“Di antara wasilah yang sangat agung dengannya seorang hamba meraih Istiqamah di atas akidah sahihah adalah dengan meyakini semua lafaz dalam Alquran dan sunnah, lafaz yang hakiki bukan majasi. Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan kitab kepada nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam dengan bahasa Arab dan dipahami oleh orang Arab,” kata Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili.

Syaikh Ibrahim mengatakan, muslim juga turut patuh terhadap nash-nash yang telah datang, dan tidak membenturkan dengan hawa nafsunya serta akalnya. Muslim juga perlu mengimani semua nash, baik yang muhkam maupun mutasyabih.

Selanjutnya, Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili mengatakan, wasilah yang terkait dengan keyakinan agar dengannya manusia menuju keistiqamahan, yakni mengembalikan pemahaman pada penjelasan para ulama. Sementara apabila muslim meninggalkan pemahaman para sahabat dan salaf, maka dia akan tersesat.

“Wasilah yang kedua amaliyah terkait ibadah maka hendaknya muslim memperbanyak doa Istiqamah. Rasulullah shallallahu’alaihwasallam sering membaca doa ketetapan hati. Nabi Muhammad ﷺ yang mulia, pemimpin umat, beliau meminta ketetapan hati, maka kita lebih banyak meminta keistiqamahan,” kata Syaikh Ibrahim.

Salah satu doa yang paling sering diucapkan oleh Nabi ﷺ adalah:

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

Yaa Muqalliba-l quluub tsabbit qalbii `alaa diinik.’

(Wahai Yang Mahakuasa untuk membolak-balikkan hati, kokohkanlah kalbuku di atas agama-Mu) HR. Ahmad

Syaikh Ibrahim mengungkapkan, berkaitan dengan wasilah amaliyah maka muslim harus bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab dengan ini, Allah ta’ala akan memberikan kepadanya penjagaan dari penyimpangan. Muslim juga perlu menjauhi pintu keburukan dan mendekatkan diri pada kebaikan. Hal ini karena satu pintu kebaikan akan membuka pintu-pintu kebaikan lainnya. Di samping itu, muslim juga perlu menjalankan tafaqquh fiddin yakni mempelajari agama Allah ta’ala agar terhindar dari kebodohan.

“Wasilah yang ketiga terkait penjagaan diri, meninggalkan dan menjauhi pintu-pintu keburukan, di antaranya bermajelis dengan ahli bid’ah, menjauhinya di antara sebab keselamatan,” ucap Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili.

Syaikh Ibrahim mengatakan, wasilah wiqoiyah sebagai bentuk penjagaan agar tidak menyimpang yakni menjauhi kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan maksiat, maka Allah ta’ala akan memalingkan hati dari ketaatan. Di samping itu, agar tidak tergelincir dalam penyimpangan yakni tidak berlebihan dalam berbicara.

Diriwayatkan, bahwasanya Ibnu Mas’ud pernah bersumpah dengan nama Allah, lalu berkata: “Tidak ada di muka bumi ini sesuatu yang lebih pantas terhadap lamanya penjara daripada lidah! Di  muka bumi ini, tidak ada sesuatu yang lebih pantas menerima lamanya penjara daripada lidah” (Riwayat Ibnu Hibban)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *