Keberkahan Makan Sahur

dok.muslimhands
JAKARTA — Bagi muslim yang berpuasa ramadan hendaknya tidak meninggalkan makan sahur. Hal ini karena terdapat keberkahan makan sahur.
Terkait keberkahan makan sahur mengutip buku Panduan Lengkap Puasa Ramadhan oleh Abu Abdillah dan Abu Ubaidah disebutkan,
عن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم تسحروا فإن في السحور بركة
Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini berisi anjuran untuk bersahur sebelum puasa, karena di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak dan membawa berkah. Keberkahan makan sahur banyak sekali, di antaranya:
- Akan merasa kuat dalam melakukan aktivitas ibadah di siang hari, sebab orang yang lapar biasanya malas untuk beraktivitas.
- Membendung perbuatan-perbuatan jelek yang ditimbulkan oleh rasa lapar.
- Mencontoh perbuatan Nabi Muhammad Shallallahualaihiwasallam yang mulia.
- Menyelisihi perangai ahli kitab yang kita diperintahkan untuk menyelisihi mereka.
- Menjadikan seorang bangun akhir malam dan bisa menggunakannya untuk ibadah salat, doa, dzikir, dan sebagainya karena saat itu adalah saat-saat yang istimewa.
- Menjadikan seorang giat salat berjamaah subuh di masjid. Oleh karena itu, biasanya jumlah orang yang salat subuh jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan bulan-bulan lain nya. (Ahadits Shiyam)
Namun, perintah dalam hadits ini hanya menunjukkan sunnah tidak sampai wajib. Sekalipun demikian, hendaklah kita berusaha untuk tidak meninggalkan sahur walaupun hanya dengan seteguk air. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan:
“Makan sahur itu penuh berkah. Maka janganlah kalian tinggalkan walaupun hanya dengan seteguk air. Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang bersahur.” (HR. Ahmad, Ibnu Abi Syaibah)
Dan termasuk sunnah ketika sahur adalah agar mengakhirkannya. Zaid bin Tsabit radhiyallahu anhu berkata: “Kami bersahur bersama Nabi shallallahualaihiwasallam, kemudian beliau berdiri untuk salat shubuh.” Anas radhiyallahu anhu bertanya: “Berapa lama jarak antara selesai sahurnya dengan azan?” Zaid menjawab: “Lamanya sekitar bacaan lima puluh ayat.” (HR. Bukhari dan Muslim)