Israel Kembali Hantam Sekolah Tempat Pengungsi

0

dok.anadoluagency

GAZA — Serangan mematikan menghantam sebuah sekolah yang menjadi tempat perlindungan di Gaza selatan pada Selasa (9/7/2024). Hal ini terjadi ketika pasukan Israel melanjutkan serangan besar-besaran yang kembali membuat warga Palestina mengungsi.

Melansir laman the National, sumber rumah sakit di Khan Yunis di Gaza selatan mengatakan sedikitnya 29 orang tewas ketika sekolah tersebut diserang di dekat Abasan. Militer Israel mengatakan angkatan udaranya telah melakukan serangan di wilayah tersebut dengan sasaran teroris, dan akan meninjau ulang insiden tersebut.

Menurut para pejabat dan tim penyelamat, tiga serangan Israel sebelumnya dari Sabtu (6/7/2024) terhadap sekolah-sekolah di Gaza yang digunakan oleh pengungsi Palestina telah menewaskan sedikitnya 20 orang.

Di Jalur Gaza utara, pasukan, tank, dan jet tempur Israel menyerbu Kota Gaza menjelang kontak baru di Qatar. Hal ini bertujuan untuk pertukaran sandera-tawanan dan gencatan senjata dalam perang yang sudah memasuki bulan ke-10.

Adapun Israel telah berulang kali menyerang fasilitas sipil seperti sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah. Berdasarkan aturan perang, fasilitas tersebut dilarang untuk melakukan serangan, yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza. Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 38 ribu warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 88 ribu lainnya terluka.

Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Sementara Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *