Ini yang Terjadi di Bangladesh Usai Demonstrasi Mematikan

0

Unjuk Rasa di Bangladesh dok.thenational

DHAKA — Bangladesh memberlakukan jam malam nasional, dan mengirim pasukan ke jalan untuk meredam protes jalanan yang dilakukan oleh pelajar terkait pekerjaan. Hal ini dilakukan menyusul hari kekerasan paling mematikan yang menewaskan 66 orang.

Hampir 105 orang, sebagian besar pengunjuk rasa mahasiswa, tewas dalam bentrokan dengan polisi pekan ini. “Pemerintah telah memutuskan untuk memberlakukan jam malam dan mengerahkan militer untuk membantu otoritas sipil,” kata sekretaris pers Perdana Menteri Sheikh Hasina Nayeemul Islam Khan dilansir dari laman The National.

Sementara ribuan mahasiswa dan mahasiswa turun ke jalan menuntut penghapusan sistem kuota untuk pekerjaan-pekerjaan pemerintah yang banyak dicari.

Kantor berita AFP melaporkan, menurut daftar yang dibuat oleh Rumah Sakit Perguruan Tinggi Kedokteran Dhaka, setidaknya 52 orang tewas di ibu kota pada Jumat (19/7/2024). Kemudian menyatakan, tembakan polisi mejadi penyebab lebih dari separuh kematian yang dilaporkan sepanjang pekan ini.

Di samping itu, mahasiswa menyerbu sebuah penjara di distrik Narsingdi di Bangladesh tengah dan membebaskan ratusan narapidana sebelum membakarnya pada Jumat.

Polisi telah melarang semua pertemuan publik pada Kamis (18/7/2024), dan memberlakukan pemadaman internet secara nasional untuk meredam protes. Namun konfrontasi terus berlanjut, khususnya di ibu kota, Dhaka.

“Kami melarang semua demonstrasi, prosesi, dan pertemuan publik di Dhaka hari ini,” kata kepala polisi Habibur Rahman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *