Ini Penyebab Harga Minyak Dunia Melonjak

0

dok.esdm

JAKARTA — Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Juli 2024 mengalami peningkatan hingga 82 dolar Amerika Serikat (AS) per barel. Peningkatan ICP dibarengi dengan harga minyak dunia yang melonjak. Salah satu penyebab harga minyak dunia melonjak yakni ketegangan yang berlanjut di Timur Tengah.

“ICP Juli 2024, sesuai dengan yang telah ditetapkan Menteri ESDM adalah sebesar USD 82 per barel, meningkat dari ICP Juni sebesar USD79,31 per barel,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, dikutip dari laman Kementerian ESDM.

Agus mengatakan, kenaikan ICP Juli 2024 dibarengi dengan peningkatan harga minyak mentah utama di pasar internasional. Hal ini disebabkan oleh berlanjutnya ketegangan di Timur Tengah, seperti serangan-serangan di Laut Merah yang terus berlanjut, termasuk kapal yang mengangkut minyak Rusia sebesar 570 bbls.

Adapun penetapan ICP ini dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 333.K/MG.03/DJM/2024 tentang Harga Minyak Mentah Bulan Juli 2024 tanggal 1 Agustus 2024.

“Selain itu, OPEC merevisi naik peningkatan pertumbuhan perekonomian Dunia tahun 2024 pada publikasi MOMR bulan Juli 2024 dibandingkan publikasi bulan lalu sebesar 0.1 persen menjadi 2.9 persen. Hal ini juga sejalan dengan revisi naik pertumbuhan perekonomian di Kawasan Eropa dan Rusia masing-masing sebesar 0,2 persen menjadi 0,7 persen dan 3,1 persen,” kata Agus.

Faktor lain yang menyebabkan peningkatan harga minyak mentah Juli 2024 adalah penurunan inflasi AS pertama dalam tiga tahun terakhir pada Juni 2024. Hal ini meningkatkan potensi penurunan suku bunga AS.

Kondisi inflasi AS tersebut, diperparah dengan Kebakaran hutan di Alberta yang memicu kekhawatiran gangguan suplai minyak dengan potensi hingga 500 ribu bph. Produsen minyak telah melakukan evakuasi pekerja dari area produksi minyak.

Selain itu terkait pasokan minyak dunia, International Energy Agency (IEA) memperkirakan produksi OPEC+ pada 2024 mengalami penurunan hingga 740 ribu bph dibandingkan tahun lalu.

“Faktor lainnya adalah Bank Sentral Cina (PBOC) menurunkan tingkat suku bunga Reverse Repo tujuh Hari dan prime loan hingga 10 basis point, menunjukkan stimulus pertumbuhan ekonomi,” kata Agus.

Untuk kawasan Asia Pasifik, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi oleh terdapatnya peningkatan run rate hingga 62,2 persen pada Juli 2024 pada 25 Kilang independen Cina di Shandong dengan total kapasitas sebesar 2.1 juta bph, meningkat tiga persen dibandingkan bulan lalu.

Selain itu, terdapat peningkatan run rate Kilang di Korea Selatan pada akhir Juli 2024 menjadi 84.9 persen (2.6 juta bph) dibandingkan bulan sebelum hanya sebesar 82.4 persen (2.5 juta bph).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *