Hadits yang Singkat, Padat dan Indah
JAKARTA — Terdapat hadits dari Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang singkat, padat dan indah. Hadits ini berisi tentang istiqamah.
قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ قُلْ لِيْ فِيْ الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ أَمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Dari ‘Amr, ada yang mengatakan: Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdillah Ats-Tsaqafi رضى الله عنه ia berkata, “Aku berkata, ‘Ya Rasulullah! Katakanlah kepadaku dalam Islam sebuah perkataan yang tidak aku tanyakan kepada orang selain engkau.’ Beliau menjawab, ‘Katakanlah, ‘Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi)
Pada riwayat Imam Ahmad, At-Tirmidzi, An- Nasa’i, dan Ibnu Majah ada tambahan,
قلتُ يا رسولَ الله، ما تخافُ عليَّ ؟ فأخذَ رسول الله صلى الله عليه وسلم بطرف لسانِ نفسِه، ثمَّ قال: هذا
“Aku berkata, “Ya Rasulullah! Apakah sesuatu yang paling engkau khawatirkan padaku?” Maka Rasulullah صل الله علية memegang ujung lidahnya sendiri kemudian bersabda, “Ini.”
Imam At-Tirmidzi rahimahullah berkata, “Hadits ini hasan shahih.”
Baca juga: Kandungan Hadits Amalan Tergantung Niatnya
Baca juga: Kandungan Hadits Jalan Menuju Surga
Mengutip buku Istiqamah oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas rahimahullah, Kedudukannya, Hadits ini adalah hadits yang singkat, padat, dan indah, yang merupakan kekhususan bagi Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Walaupun singkat, namun telah memberikan jawaban tentang pokok-pokok Islam yang ditanyakan oleh si penanya dalam dua kata, yaitu iman dan istiqamah menurut manhaj yang benar (Qawaaid wa Fawaaid)
Sebagaimana yang telah diketahui bahwa Islam adalah tauhid dan taat. Tauhid terkandung dalam kata آمنت بالله ( Aamantu billaah) aku beriman kepada Allah dan taat terkandung dalam kata ثُمَّ اسْتَقِمْ karena arti istiqamah adalah mengerjakan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang, dan masuk ke dalamnya amalan hati dan badan yaitu iman, Islam, dan ihsan. Allah سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى berfirman,
.. فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ …
“…Karena itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya…” (QS. Fushshilat ayat 6)
Dalam Ayat di atas terdapat isyarat bahwa pasti ada kelalaian (kekurangan) dalam istiqamah yang diperintahkan maka hal itu ditutup dengan istighfar (mohon ampun kepada Allah) yang menghasilkan taubat dan kembali kepada istiqamah.
Baca juga: Hadits Larangan Mencela Demam