Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam dok.islamonline

JAKARTA — Telah tersebar hadits palsu yang berkaitan dengan Maulid Nabi. Padahal hadits tersebut tidak asalnya, untuk itu kaum muslimin hendaknya lebih berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu hal.

Mengutip buku Polemik Perayaan Maulid Nabi ﷺ Oleh Abu Ubaidah, di antara kemungkaran perayaan Maulid seringnya terlontar hadits-hadits dusta padahal Nabi ﷺ bersabda dalam dengan derajat mutawatir: Barangsiapa Berdusta padaku dengan sengaja, maka hendaknya dia bersiap-siap mengambil tempatnya di neraka.

Berikut di antara hadits palsu maulid Nabi ﷺ:

“Barangsiapa yang merayakan hari kelahiranku, maka aku akan menjadi pemberi syafa’atnya di hari kiamat. Dan barangsiapa yang menginfakkan satu dirham untuk maulidku maka seakan-akan dia telah menginfakkan satu gunung emas di jalan Allah.”

Perkataan serupa juga dinisbatkan kepada Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali bin Abi Thalib, sebagaimana dalam kitab Madarij as-Shu’udh karya Syaikh Nawawi Banten.

Tidak ada asalnya. Sejak awal mendengar ucapan yang dianggap hadits ini, hati penulis langsung mengingkarinya karena bagaimana mungkin hadits ini shahih, sedangkan maulid tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya?!!.

Tetapi penulis ingin memperkuat pendapatnya dengan perkataan ulama, maka penulis pun membolak-balik kitab-kitab hadits tetapi tidak menjumpainya satu huruf pun, baik dalam kitab-kitab hadits yang shahih, dhaif, maupun maudhu’ (palsu). Alhamdulillah, penulis tanyakan kepada Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Alu Salman’? lalu beliau menjawab:

“Ini merupakan kedustaan kepada Rasulullah ﷺ yang hanya dibuat-buat oleh para ahlu bid’ah.”

Kepada para saudara kami yang berhujjah dengan hadits ini, kami katakan: “Dengan tidak mengurangi penghormatan kami, datangkan kepada kami sanad hadits ini agar kami mengetahuinya!!

Singkat kata, hadits tersebut di atas adalah dusta, tidak berekor dan berkepala (yakni: tanpa sanad). Aneh dan lucunya, setelah itu ada seorang yang melariskan hadits ini berkata: “Walaupun hadits ini lemah, tetapi bisa dipakai dalam fadhoilul A’mal”! Hanya kepada Allah Jalla Jalaluhu kita mengadu dari kejahilan manusia di akhir zaman!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *