Demonstran Minta PM Australia Jatuhkan Sanksi pada Israel

0

Bendera Palestina dok.newsweek

SYDNEY — Demonstran pro-Palestina di Australia pada Sabtu (27/7/2024) mendesak pemerintah Perdana Menteri Anthony Albanese untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas tindakannya di Jalur Gaza.

Puluhan demonstran berkumpul di luar Balai Kota Sydney selama konferensi Partai Buruh yang berkuasa. Dalam kesempatan ini perdana menteri juga berbicara kepada para peserta.

Demonstran yang membawa spanduk bertuliskan slogan-slogan seperti “Darah Albania di tanganmu” dan “Bebaskan Palestina” juga mengibarkan bendera Palestina. Mereka menuntut pemerintah mengutuk dan menjatuhkan sanksi terhadap Israel.

“Setiap tindakan yang kami lihat dari pemerintah Albanese selama sembilan bulan terakhir telah menunjukkan satu hal kepada kami, bahwa mereka benar-benar terlibat dalam genosida, dan bahwa mereka telah memilih untuk meminggirkan komunitas Palestina,” kata Perwakilan dari Palestine Action Group Jana Fayyad dilansir dari laman Anadolu Agency.

“Kami telah melihat pemerintah Australia menjatuhkan sanksi kepada negara lain di masa perang, tetapi ketika menyangkut Israel, entah mengapa, mereka tampaknya bertindak dengan impunitas penuh,” lanjut Fayyad.

Adapun Israel telah menewaskan lebih dari 39 ribu warga Palestina semenjak serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh Hamas dan menghancurkan wilayah tersebut menjadi puing-puing. Israel juga dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional atas kampanye militernya di Gaza.

Beberapa anggota Partai Buruh telah mengundurkan diri untuk menentang kebijakan Australia atas Gaza. Canberra telah menyerukan gencatan senjata di daerah kantong yang diblokade tersebut tetapi tidak mengakui negara Palestina.

Mantan wakil presiden cabang Partai Buruh Auburn-Lidcombe Mohamad Assoum mengatakan, ia meninggalkan partai tersebut pada Februari karena tanggapannya terhadap perang di Gaza, setelah 17 tahun menjadi anggota.

“Meskipun ada banyak petisi, banyak mosi, banyak pertemuan dengan menteri dan anggota parlemen serta anggota Partai Buruh, semuanya tampaknya tidak digubris,” kata Assoum.

Di sisi lain, Senator Fatima Payman juga mengundurkan diri dari partai yang berkuasa setelah diskors karena mendukung mosi parlemen untuk mengakui Palestina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *