Cara Puasa Asyuro
JAKARTA — Umat islam disunnahkan untuk menjalankan puasa asyuro di bulan Muharram. Bagaimana cara puasa asyuro? Apakah hanya sehari, dua atau tiga hari?
Pada akhir hayatnya, Nabi ﷺ bertekad untuk tidak hanya puasa pada hari ‘Asyuro saja yakni 10 Muharram, namun juga menyertakan sembilan ‘Asyuro agar berbeda dengan puasanya orang Yahudi. Dikutip dari buku Misteri Bulan ‘Asyuro Antara Mitos dan Fakta karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa, Puasa ‘Asyuro ada tiga tingkatan yang bisa dikerjakan.
Pertama: Berpuasa sebelum dan sesudahnya. Yaitu tanggal 9-10-11 Muharram. Dan inilah yang paling sempurna. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan dalam Ahkamu Ahli Dzim-mah : “Karena puasa ‘Asyuro tudak bisa diganti dengan hari-hari lainnya maka kita diperintahkan untuk menggandengkan dengan puasa sehari sebelumnya dan sehari sesudahnya agar terhindar dari menyerupai mereka”.
Kedua: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10, dan inilah yang paling banyak ditunjukkan dalam hadits.
Sahabat Ibnu Abbas mengataan: “Selisihilah kaum Yahudi. Berpuasa pada hari ke sembilan dan ke sepuluh (Muharram)“. (Mushonnaf Abdurrozzaq)
Ketiga: Berpuasa pada tanggal 10 saja. Syaikhul Islam rahimahullah berkata: “Puasa hari ‘Asyuro menghapus dosa setahun, tidak dibenci apabila berpuasa pada hari ini saja”. (Al-Akhbar al-Ilmiyyah Min al-Ikhtiyaroot al-Fiqhiyyah)
Adapun berpuasa hanya tanggal 9 saja tidak ada asalnya, keliru dan kurang teliti dalam memahami hadits-hadits yang ada. (Zaadul Ma’ad)
Puasa ini jatuh pada bulan haram. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ
Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram. (HR Muslim)