24 Desember 2024
Pilgrims-hajj-saudi-stones-pillar-devid_18920b418f8_medium

Jamaah melempar Jumroh di Hari Tasyrik dok.gulfnews

JAKARTA — Hari Tasyrik pada 11, 12 13 Dzulhijjah 1445 H di tanah air jatuh pada 18, 19, 20 Juni 2024, pada hari-hari ini kaum muslimin akan lebih banyak berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dikutip dari buku Amalan Awal Dzulhijjah hingga Hari Tasyrik oleh Muhammad Abduh Tuasikal, Sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 203 di atas (yang artinya), “Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.” Ini menunjukkan adanya perintah berdzikir pada hari-hari tasyrik.

Lalu apa saja dzikir yang dimaksudkan ketika itu? Beberapa dzikir yang diperintahkan oleh Allah pada hari tasyrik ada beberapa macam:

Pertama: berdzikir kepada Allah dengan bertakbir setelah selesai menunaikan shalat wajib. Ini disyariatkan hingga akhir hari tasyrik sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Hal ini juga diriwayatkan dari Umar, Ali, dan Ibnu Abbas.

Kedua: membaca tasmiyah (bismillah) dan takbir ketika menyembelih kurban. Dan waktu menyembelih kurban adalah sampai akhir hari tasyrik (13 Dzulhijjah) sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Pendapat ini juga menjadi pendapat Imam Syafi’i dan salah satu pendapat dari Imam Ahmad.

Namun mayoritas sahabat berpendapat bahwa waktu menyembelih kurban hanya tiga hari yaitu hari Idul Adha dan dua hari tasyrik setelahnya (11 dan 12 Dzulhijjah). Pendapat kedua ini adalah pendapat yang masyhur dari Imam Ahmad, juga termasuk pendapat Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan kebanyakan ulama.

Ketiga: berdzikir memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika makan dan minum. Yang disyariatkan ketika memulai makan dan minum adalah membaca basmalah dan mengakhirinya dengan hamdalah.

Keempat: berdzikir dengan takbir ketika melempar jumroh di hari tasyrik. Dan amalan ini khusus untuk orang yang berhaji.

Kelima: Berdzikir kepada Allah secara mutlak karena kita dianjurkan memperbanyak dzikir di hari tasyrik. Sebagaimana ‘Umar ketika itu pernah berdzikir di Mina di kemahnya, lalu manusia mendengar. Mereka pun bertakbir dan Mina akhirnya penuh dengan takbir. (Latha’if Al-Ma’arif)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *