AS, UE, Arab Saudi Serukan Gencatan Senjata Lebanon-Israel
NEW YORK — Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan sembilan negara lainnya mendesak Israel dan Lebanon pada Rabu (25/9/2024) untuk menyetujui gencatan senjata sementara di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan mereka.
Dalam pernyataan bersama, AS, Australia, Kanada, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar menggambarkan situasi antara kedua negara tersebut sebagai tidak dapat ditoleransi semenjak 8 Oktober.
“(Situasi) menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima dari eskalasi regional yang lebih luas. Ini tidak menguntungkan siapa pun, baik rakyat Israel maupun rakyat Lebanon,” sebut negara yang menyetujui gencatan senjata dalam sebuah pernyataan, dilansir dari laman Anadolu Agency.
Pernyataan tersebut menyatakan sudah saatnya untuk menuntaskan penyelesaian diplomatik agar warga sipil dapat kembali ke rumah mereka.
“Namun, diplomasi tidak dapat berhasil di tengah meningkatnya konflik ini. Karena itu, kami menyerukan gencatan senjata segera selama 21 hari di perbatasan Lebanon-Israel untuk memberi ruang bagi diplomasi menuju penyelesaian penyelesaian diplomatik yang konsisten dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, dan penerapan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735 mengenai gencatan senjata di Gaza,” sebutnya.
“Kami menyerukan kepada semua pihak, termasuk pemerintah Israel dan Lebanon, untuk segera mendukung gencatan senjata sementara yang konsisten dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 selama periode ini dan untuk memberi kesempatan nyata bagi penyelesaian diplomatik,” lanjut pernyataan tersebut.
Mereka juga mengatakan bahwa mereka siap untuk sepenuhnya mendukung semua upaya diplomatik guna menyelesaikan kesepakatan antara Lebanon dan Israel dalam periode ini. Dalam pernyataan sebelumnya, Presiden AS Joe Biden dan Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan baku tembak tersebut mengancam konflik yang jauh lebih luas dan membahayakan warga sipil.
“Karena itu, kami telah bekerja sama dalam beberapa hari terakhir untuk menyerukan gencatan senjata sementara guna memberi kesempatan bagi diplomasi untuk berhasil dan menghindari eskalasi lebih lanjut di perbatasan,” sebutnya.
Adapun ketegangan regional telah meningkat di tengah serangan udara mematikan Israel di Lebanon. Menurut otoritas kesehatan Lebanon itu telah menewaskan hampir 610 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang.
Kelompok Lebanon, Hizbullah, dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas semenjak dimulainya serangan Israel terhadap Jalur Gaza.