Antara Efisiensi Anggaran dan Optimalisasi Kinerja

Efisiensi Anggaran
JAKARTA — Pada awal tahun, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk memangkas sejumlah anggaran Kementerian dan Badan di Tanah Air. Pemotongan anggaran disebut dilakukan pada hal yang tidak esensial.
Adapun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 yang telah disepakati antara pemerintah dan DPR RI pada akhir 2024 mengharuskan setiap kementerian dan lembaga (K/L) melakukan penyesuaian anggaran. Hal ini merupakan bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
Kementerian Perhubungan akan memfokuskan pagu anggaran Kemenhub tahun 2025 untuk mengoptimalkan layanan transportasi publik. Ini khususnya mempertahankan adanya subsidi termasuk penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik atau Public Service Obligation (PSO). Hal ini disampaikan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi.
“Dengan anggaran yang ditetapkan saat ini, penyelenggaraan layanan transportasi publik bersubsidi akan kami laksanakan dan menjadi prioritas serta fokus Kemenhub. Selain hal tersebut, biaya pegawai Kemenhub juga tetap menjadi prioritas kami,” kata Dudy, dikutip dari laman Kemenhub.
Dudy menyampaikan dalam beberapa hari terakhir, pihaknya terus melakukan tinjauan dengan menggunakan Risk Based Analysis atas APBN 2025 yang diamanatkan kepada Kementerian Perhubungan. Atas analisis tersebut nantinya seluruh program akan dijalankan menggunakan anggaran yang ada.
“Kemenhub berkomitmen untuk memastikan dan mengoptimalkan ketersediaan layanan transportasi yang terjangkau dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Harapannya, kami bisa melaksanakan anggaran 2025 dengan sebaik-baiknya,” kata Dudy.
Baca juga: Daftar Kementerian Terdampak Efisiensi Anggaran
Di sisi lain, Plt. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa anggaran BMKG setelah rekonstruksi mengalami peningkatan, terutama untuk mendukung pelayanan publik. Anggaran akan difokuskan pada pemeliharaan dan operasional layanan agar penyampaian informasi dan peringatan dini cuaca, iklim, deteksi gempa bumi, serta peringatan dini tsunami tetap berjalan tanpa henti.
“Sebagai bentuk komitmen kami, kami memastikan bahwa meski dilakukan rekonstruksi anggaran, layanan informasi dan peringatan dini cuaca, iklim, gempa bumi, serta tsunami tetap beroperasi 24 jam tanpa gangguan,” kata Dwikorita, dikutip dari laman BMKG.
Dwikorita juga menyoroti pentingnya pengembangan Indonesia Disaster Resilient Initiative (IDRIB), sebuah proyek yang bertujuan memperkuat sistem peringatan dini bencana, khususnya gempa bumi. Dengan rekonstruksi anggaran, BMKG berupaya mempercepat penyampaian peringatan dini agar masyarakat dapat lebih waspada terhadap potensi bencana.
Di samping itu, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengungkapkan Kementerian PU akan tetap mengoptimalkan kinerjanya di tengah rekonstruksi anggaran.
“Alhamdulillah dengan tambahan anggaran ini insya Allah kami tetap bisa menganggarkan 8.000 titik Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) senilai Rp1,8 triliun dan 1.025 titik untuk Cipta Karya senilai Rp700 miliar. Ini program padat karya tunai (PKT) sementara hasil sisiran kami dalam waktu singkat setelah mendapat surat dari Kementerian Keuangan,” kata Dody, dikutip dari laman Kementerian PU.
Sebelumnya Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya efisiensi dan penghematan dalam penyusunan kriteria anggaran, serta keberanian melakukan pemotongan pada hal-hal yang tidak esensial.
“Perayaan sejarah, perayaan ulang tahun laksanakan secara sederhana di kantor, di ruangan, kalau perlu yang hadir hanya 15 orang sisanya di vidcon-kan. Perjalanan dinas dikurangi, saya potong setengah, dengan setengah kita bisa menghemat Rp20 triliun lebih, kalau kita hitung Rp20 triliun berapa puluh ribu gedung sekolah bisa kita perbaiki,” kata Prabowo, dikutip dari laman Presiden RI.
Prabowo pun menginstruksikan jajarannya untuk meningkatkan loyalitas dalam hal penyusunan anggaran. Menurut Presiden, saat ini pemeriksaan anggaran telah berjalan dengan tingkat ketelitian yang cukup baik.
“Saya minta loyalitas semua menteri, semua kepala badan untuk patuh dalam hal ini. Dan saya terima kasih kepada tim keuangan yang telah menjalankan penyisiran kajian terhadap anggaran sampai serinci-rincinya. Kalau tidak salah mungkin sampai satuan kesembilan,” ucapnya.
Baca juga: Efisiensi Anggaran, Menkeu Tegaskan Tak Ada Pengurangan Tenaga Honorer