Akibat Cinta Dunia
BEKASI — Kecintaan terhadap dunia akan memberikan kerugian bagi manusia, baik itu kehidupan di dunia maupun di akhirat. Rasulullah shallallahu’alaihwasallam telah memperingatkan akan kerugian dari cinta terhadap dunia.
“Jamaah Rahimakumullah, dalam hadits Rasulullah shallallahu’alaihwasallam dahsyatnya cinta dunia dapat merusak agama. Menjadi fitnah bagi manusia harta dan kedudukan,” kata Pendakwah, Ustadz Abdullah Taslim, lc MA melalui kajian di Masjid Al-Azhar Summarecon Bekasi pada Selasa (1/10/2024).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
“Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا ذئبان جَائِعَانِ أُرسِلاَ في غَنَمٍ بأفسَدَ لها مِنْ حِرصِ المرء على المال والشَّرَف لدينهِ
“Dua serigala lapar yang menghampiri seekor kambing tidak lebih berbahaya baginya daripada ambisi seseorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR. Tirmidzi)
“Hadits ini mengandung perbandingan agar mudah untuk dipahami. Serigala yang kelaparan memangsa kambing, kerusakannya dicabik-cabik. Namun ada kerusakan yang lebih besar yakni dari dua sifat manusia yakni rakus terhadap harta dan kedudukan dalam hal agama,” kata Ustadz Abdullah.
“Ini peringatan cinta dunia yang berlebihan. Orang yang beriman dia akan mengambil pelajaran dan dia akan takut,” lanjut Ustadz Abdullah.
Ustadz Abdullah mengatakan, dunia ini milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka manusia dapat bahagia hanya dengan mengikuti aturan dari-Nya. Orang yang beriman mengetahui bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan. Sementara berambisi mengejar dunia akan menimbulkan kebinasaan.
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu, ia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.
Barangsiapa tujuan hidupnya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di kedua pelupuk matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali menurut ketentuan yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang niat (tujuan) hidupnya adalah negeri akhirat, Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam keadaan hina.” (diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya, Ibnu Majah, Imam Ibnu Hibban, al-Baihaqi)
“Dunia yang Allah berikan, meskipun dia bersusah payah tidak akan diberikan lebih, sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan. Cinta dunia yang berlebihan akan membuat urusan tidak pernah beres, kekurangan selalu ada, harta tidak cukup dan tidak pernah merasa puas,” kata Ustadz Abdullah Taslim.
“Orang yang cinta terhadap dunia tidak akan lepas dari tiga penderitaan. Kekalutan pikiran, keletihan yang terus menerus dan penyesalan yang tidak pernah terputus. Mati pun penderitaan yang lebih besar telah menunggu, naudzubillahimindzalik. Jamaah Rahimakumullah ini pelajaran penting bagi kita untuk mensyukuri nikmat islam,” lanjut Ustadz Abdullah.