Arab Saudi Bantu Operasi Jantung Anak Gratis di Sumut
JAKARTA — Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Kota Medan kembali bekerja sama dengan King Salman Relief dari Arab Saudi untuk menggelar operasi jantung kompleks secara gratis khusus bagi pasien anak di Sumatera Utara (Sumut). Operasi berlangsung dari 25 Juni hingga 2 Juli 2024.
“Kapasitas dokter-dokter kita dan rumah sakit hanya dapat menangani 6.000 dari 12.000 setiap tahunnya. Jadi, ada 6.000 anak setiap tahun tidak bisa dilayani dan banyak dari mereka yang meninggal,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan.
Kehadiran tim dari Arab Saudi menjadikan RSUP Adam Malik sebagai satu-satunya rumah sakit di Pulau Sumatera yang mampu melakukan operasi bedah jantung anak. Selama ini, kasus-kasus jantung anak selalu dirujuk ke rumah sakit di Jakarta. Hal ini menyebabkan keluarga pasien menanggung biaya tinggi, dan rumah sakit memiliki antrean panjang untuk jadwal operasi.
“Untuk itu, kami bekerja sama dengan pihak luar negeri yang bersedia mengirimkan dokter-dokternya ke Indonesia untuk dua hal. Pertama, memberikan layanan yang selama ini belum bisa kita berikan di daerah-daerah tertentu; dan kedua, mempercepat peningkatan kemahiran dokter-dokter kita untuk melakukan tindakan-tindakan yang sangat dibutuhkan masyarakat, tetapi kita belum memiliki keahlian yang memadai untuk melakukannya,” papar Budi.
Kegiatan operasi jantung khusus untuk kasus-kasus sulit oleh King Salman Relief ini merupakan yang kedua kalinya setelah yang pertama menyasar pasien dewasa telah sukses dilaksanakan pada 20-27 Mei 2024.
Operasi jantung periode kedua berlangsung selama satu dari 25 Juni hingga 2 Juli 2024 dengan harapan dapat menangani 30 pasien anak. Hingga 28 Juni, tercatat sudah 17 pasien anak dengan kelainan jantung bawaan yang telah menjalani operasi.
Menurut data Kementerian Kesehatan, Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada anak masih menjadi masalah besar di Indonesia. Diperkirakan, dari 4,8 juta bayi yang lahir setiap tahunnya, sekitar 0,025 persen atau 12 ribu anak mengalami PJB sianotik.
Namun, penanganan PJB anak terkendala oleh kurangnya jumlah rumah sakit dan dokter bedah jantung anak di Indonesia, sehingga banyak kasus yang tidak tertangani.
Menkes Budi berpesan kepada para dokter Indonesia yang terlibat agar memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk menyerap ilmu dari para dokter asing. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh diharapkan dapat diimplementasikan untuk membantu lebih banyak pasien di Indonesia.
“Saya berterima kasih kepada Kerajaan Arab Saudi, teman dan kolega dari tim medis untuk semua yang telah dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak Indonesia. Ini tidak hanya membuat para orang tua senang, tapi juga berkontribusi bagi kemanusiaan,” ucap Budi.
Sementara Duta Besar Arab Saudi Faisal Abdullah mengatakan, kerja sama kali ini merupakan bentuk bantuan dan arahan langsung dari Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Pangeran Muhammad bin Salman untuk Pemerintah Indonesia dalam mengatasi berbagai masalah internasional, termasuk masalah kesehatan.
“Program kerja sama yang telah terlaksana ini menunjukkan adanya kerja sama yang sangat erat antara Pemerintah Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi,” ucap Faisal.