Israel Hentikan Bantuan ke Gaza

Bantuan untuk Palestina dok.anadoluagency
TEL AVIV — Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan pada Ahad (2/3/2025) bahwa mereka menangguhkan masuknya semua barang dan pasokan ke Gaza. Hal ini terjadi setelah Hamas menolak rencana yang didukung Amerika Serikat (AS) untuk gencatan senjata sementara selama periode Ramadan dan Paskah Yahudi.
“Dengan berakhirnya tahap pertama kesepakatan sandera dan mengingat penolakan Hamas untuk menerima kerangka kerja Witkoff untuk melanjutkan perundingan, yang disetujui Israel, PM Netanyahu memutuskan: mulai pagi ini, masuknya semua barang dan pasokan ke Jalur Gaza dihentikan,” sebut kantor Perdana Menteri, melansir laman the National.
Kantor Netanyahu mengumumkan bahwa mereka akan mengadopsi proposal baru, yang diajukan oleh utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump Steve Witkoff, yang akan mencakup Ramadan, akan berakhir pada akhir Maret, dan Paskah Yahudi, dan berlangsung hingga pertengahan April.
Ditambahkannya bahwa Israel tidak akan mengizinkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera.
Sementara Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres menyerukan Israel untuk segera mengakhiri penangguhan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Sekretaris Jenderal mendesak semua pihak untuk melakukan segala upaya guna mencegah kembalinya permusuhan di Gaza. Ia menyerukan agar bantuan kemanusiaan segera mengalir kembali ke Gaza dan pembebasan semua sandera,” demikian bunyi pernyataan PBB.
Kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (Ocha), Tom Fletcher menyatakan penangguhan tersebut mengkhawatirkan.
“Hukum humaniter internasional jelas: Kami harus diizinkan mengakses untuk mengirimkan bantuan penting yang menyelamatkan nyawa,” sebutnya di X.
Adapun usulan gencatan senjata menyerukan pembebasan setengah dari sandera yang ditawan di Gaza, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, pada hari pertama perpanjangan. Hamas menyebutnya sebagai upaya terang-terangan untuk menghindari perjanjian dan menghindari perundingan untuk tahap kedua.
“Keputusan Netanyahu untuk menghentikan bantuan kemanusiaan adalah pemerasan murahan, kejahatan perang, dan kudeta terang-terangan terhadap perjanjian,” sebut Hamas.