Kesaksian Tahanan Palestina hingga Diamputasi saat Ditahan Israel

Pembebasan Tahanan Palestina pada Sabtu (1/2/2025) dok.anadoluagency
RAMALLAH — Seorang tahanan Palestina yang dibebaskan, Adel Sobeih (22 tahun) tidak percaya bahwa ia akhirnya kembali ke Jalur Gaza pada Sabtu (15/2/2025). Sebelumnya, dia ditahan selama lebih dari 11 bulan di tahanan Israel.

Bagi Sobeih, pemenjaraan lebih dari sekadar berada di penjara. Ia mengalami bentuk-bentuk penyiksaan fisik dan psikologis yang paling brutal. Hal ini mengakibatkan ia kehilangan salah satu kakinya karena kelalaian medis yang disengaja di pusat-pusat penahanan Israel.
“Kaki saya diamputasi meskipun menurut laporan medis dari Gaza kaki saya sehat, tetapi mereka memberi saya pilihan antara menandatangani untuk diamputasi atau meninggal,” kata Sobeih dilansir Anadolu Agency.
Pemuda Palestina itu mengingat bahwa ia diberitahu oleh tentara Israel bahwa, “Hidupmu tidak penting bagi kami,” sebutnya.
“Saya disiksa di dalam rumah sakit dengan korek api, dan saya dirantai ke ranjang rumah sakit selama 50 hari di bawah pengawasan ketat,” ucap Sobeih.
Sobeil ditahan oleh pasukan tentara Israel selama penggerebekan di Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada Maret 2024. Kemudian ia dibebaskan pada Sabtu dalam pertukaran tahanan terbaru dengan Israel. Ini mencakup pembebasan 369 tahanan, termasuk 333 warga Gaza, dengan imbalan tiga tawanan Israel.
Baca juga: Pembebasan 369 Tahanan Palestina, Empat Dilarikan ke RS
Sementara menurut kantor media pemerintah Gaza pada Ahad (16/2/2025), Pos pemeriksaan militer Israel telah memblokir masuknya rumah mobil dan peralatan berat ke Jalur Gaza dari Mesir. Hal tersebut menentang komitmennya berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas.
“Pengumuman pendudukan untuk menolak mengizinkan rumah mobil dan peralatan berat merupakan penghindaran yang jelas terhadap komitmen dan kewajiban yang telah ditandatanganinya berdasarkan perjanjian gencatan senjata dan protokol kemanusiaan terlampir,” sebut kantor media pemerintah Gaza, dilansir dari The National.
Baca juga: Kekejaman Penjara Israel