5 Februari 2025
Traning-the-Heart

dok.aboutislam

JAKARTA — Muslim kerap mendengar kata ikhlas dalam kehidupannya. Ikhlas merupakan salah satu di antara diterimanya amal seorang muslim. Apa makna ikhlas sebenarnya?

Mengutip buku Akidah Akhlak, Ikhlas berasal dari kata أخْلَصَ – يُخْلِصُ – إخلاص yang berarti memurnikan. Sedangkan pengertian secara istilah ialah niat untuk melakukan suatu amalan karena Allah semata, bukan karena yang lain. Jadi, kita beramal bukan karena menunggu-nunggu pujian orang atau pun karena khawatir akan dicela, bukan juga untuk selain Allah, tetapi hanya karena Dia.

Seorang ulama bernama Fudhail bin Iyadh berkata: “Beramal karena manusia disebut syirik, sedangkan meninggalkan amal karena manusia disebut ria. Adapun ikhlas adalah ketika kita beramal bukan karena dua sifat tersebut.”

Maka ikhlaskanlah seluruh amalanmu karena Allah semata, termasuk ketika kamu berkunjung ke rumah teman, ke rumah tetangga, bersilaturahim, dan berbakti kepada kedua orang tua. Sebagaimana ucapanmu ketika membaca doa iftitah, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala berikut:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِله رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah (Muhammad): Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb seluruh alam.” (Qs. Al-An’aam ayat 162)

Sebagian orang beranggapan ikhlas itu diwajibkan dalam praktik ibadah seperti salat, zakat, sedekah, puasa, atau membaca Alquran saja. Anggapan yang demikian tidak benar.

Suatu perbuatan tidak akan sempurna dan membuahkan hasil yang diberkahi tanpa didasari dengan niat dan tujuan yang baik. Allah berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ الله مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ

“Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Alquran) kepadamu (Muhammad) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.” (Qs. Az-Zumar ayat 2)

Ketahuilah, ikhlas merupakan syarat diterimanya suatu amalan di samping mengikuti petunjuk Nabi Muhammad. Rasulullah shallallahu’alaihwasallam bersabda:

إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ

“Sesungguhnya setiap amalan itu (diterima atau ditolak) bergantung pada niatnya.” (HR. Bukhari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *