5 Februari 2025

112 Ribu Lebih Warga Suriah yang Hilang Kemungkinan Telah Dibunuh

0
112 Ribu Lebih Warga Suriah yang Hilang Kemungkinan Telah Dibunuh

Tim mengungkap Kuburan massal di rezim Bashar al-Assad dok.anadoluagency

DAMASKUS — Jaringan Hak Asasi Manusia Suriah (SNHR) melaporkan, lebih dari 112 ribu warga Suriah yang hilang secara paksa di bawah rezim Baath masih belum diketahui keberadaannya. Sedangkan bukti menunjukkan banyak yang terbunuh dalam tahanan.

“Setelah mengecualikan pembebasan baru-baru ini, 112.414 orang yang ditahan oleh rezim tersebut masih belum diketahui keberadaannya dan kemungkinan besar telah dibunuh,” kata Ketua SNHR Fadel Abdul Ghany, dilansir dari Anadolu Agency.

Skala penyiksaan dan eksekusi di luar hukum di penjara-penjara Suriah semakin terungkap. Hal ini terjadi setelah runtuhnya rezim Partai Baath yang telah berkuasa selama 61 tahun pada 8 Desember.

Basis data SNHR mencakup catatan sekitar 136 ribu orang yang ditahan atau dihilangkan secara paksa selama rezim Baath. Organisasi tersebut telah mendokumentasikan pembebasan sekitar 24.200 tahanan dari fasilitas-fasilitas penahanan di seluruh Suriah semenjak jatuhnya rezim tersebut.

Abdul Ghany mengatakan, kelompok tersebut saat ini sedang memverifikasi rincian orang-orang yang dibebaskan dari penjara di Aleppo pada 28 November, Hama pada 5 Desember, Homs pada 7 Desember, dan Damaskus pada 8 Desember.

“Karena jenazah mereka belum dikembalikan ke keluarga, mereka masih dikategorikan sebagai orang yang hilang secara paksa. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka masih hidup,” ucapnya.

Baca juga: Saksi Bisu 50 Lebih Pusat Penahanan Suriah

Baca juga: Kuburan Massal Sisa Rezim Assad Diselidiki

Ghany mengatakan, rezim tersebut sengaja menunda pencatatan kematian di catatan sipil untuk memperpanjang penderitaan keluarga.

Ia menyoroti bahwa orang-orang yang dibunuh oleh rezim Baath sering kali memiliki dua tanggal yang tercatat di catatan sipil: tanggal kematian mereka yang sebenarnya dan tanggal keterlambatan pencatatannya, terkadang berselang beberapa tahun.

“Mereka dibunuh dan didaftarkan tanpa memberi tahu keluarga mereka, membiarkan mereka menanggung penderitaan yang berkelanjutan sambil menunggu berita atau penemuan kuburan massal,” kata Ghany.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *