Dalam 24 Jam, 100 Warga Palestina Wafat
GAZA — Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmoud Basal pada Jumat (29/11/2024) mengatakan sebanyak 100 warga Palestina meninggal dalam serangan dan pembantaian Israel di Gaza Utara dalam 24 jam terakhir.
“Jumlah syuhada sejak dimulainya operasi militer Israel di Gaza utara (pada 5 Oktober) telah mencapai 2.700 warga Palestina, dan 10.000 lainnya terluka,” kata Basal dilansir dari Anadolu Agency.
Dalam sebuah pernyataan, Basal mengatakan, 75 korban meninggal dalam serangan udara Israel dilakukan terhadap dua rumah di Beit Lahia. Sementara yang lainnya menjadi sasaran di Jabalia dan daerah lain di Gaza utara.
Ia menggambarkan situasi di Gaza utara sebagai bencana dan genosida. Ini terjadi tanpa ada seorang pun di sana untuk memberikan bantuan kepada warga sipil.
Basal mengatakan, tentara Israel menargetkan setiap gerakan oleh siapa pun di Gaza utara. Bahkan warga Palestina yang hanya mengisi air atau mencari makanan atau kayu pun diserang.
Semenjak 5 Oktober, Israel telah melancarkan operasi darat skala besar di Gaza autara yang diduga untuk mencegah kelompok perlawanan Palestina Hamas berkumpul kembali. Namun, Palestina menuduh Israel berusaha menduduki daerah tersebut dan menggusur paksa penduduknya.
Dari saat itu, hampir tidak ada bantuan kemanusiaan. Ini termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar, yang diizinkan masuk ke daerah tersebut. Hal ini membuat sebagian besar warga Palestina di sana, yang saat ini diperkirakan berjumlah 80 ribu orang berada di ambang kelaparan.
Secara keseluruhan, serangan Israel yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 telah menyebabkan lebih dari 44 ribu orang di Gaza wafat.
Di samping itu, Pengadilan Kriminal Internasional juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan mantan Menteri Pertahanan, Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.