Banyak Warga Terjebak di Reruntuhan, Palestina Minta Bantuan Internasional
GAZA — Pertahanan Sipil Palestina melaporkan pada Selasa (5/11/2024) bahwa mereka telah menerima banyak permohonan mengenai orang-orang yang terjebak hidup-hidup di bawah reruntuhan rumah dan bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh tentara Israel di Beit Lahia, Gaza utara. Wilayah tersebut telah menjadi sasaran penghancuran luas dan pembersihan etnis selama lebih dari sebulan.
“Kami menerima permohonan mendesak tentang keberadaan para penyintas di bawah reruntuhan beberapa rumah dan bangunan tempat tinggal yang dihancurkan oleh pendudukan Israel (pasukan) di wilayah proyek Beit Lahia di Gaza utara,” sebut pernyataan dari departemen tersebut, dilansir dari laman Anadolu Agency.
Mereka mendesak organisasi hak asasi manusia dan kemanusiaan internasional untuk segera campur tangan dalam permasalahan ini. Bantuan lebih luas memungkinkan akses bagi tim penyelamat dan bekerja untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan.
“Keheningan internasional yang terus berlanjut mengenai agresi dan kesombongan Israel, yang dapat menyebabkan eksekusi warga negara yang masih hidup yang terjebak di bawah reruntuhan rumah mereka yang hancur,” sebutnya.
“Warga di Gaza utara menghadapi kematian dan pemusnahan Israel dalam diam, sementara pendudukan telah sepenuhnya mengganggu operasi tim kami, menyita kendaraan dan peralatan mereka, mengungsikan mereka, dan menangkap beberapa orang,” lanjut pernyataan Pertahanan Sipil.
Badan tersebut mencatat bahwa selama 14 hari berturut-turut, tentara Israel telah mencegah tim melakukan operasi mereka di Gaza utara.
Adapun tentara Israel mengepung Gaza utara bulan lalu. Mereka beralasan berusaha menghentikan kelompok perlawanan Palestina Hamas untuk berkumpul kembali. Namun, warga Palestina menuduh Israel berusaha menduduki wilayah tersebut dan secara paksa mengungsikan penduduknya.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, lebih dari 1.800 orang telah wafat semenjak saat itu. Sementara makanan dan bantuan lainnya sangat terbatas.
Israel telah melanjutkan serangan yang menghancurkan di Gaza semenjak serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas, menewaskan hampir 43.400 orang dan membuat daerah kantong itu hampir tidak dapat dihuni.