Perintah Membaca Alquran dengan Tartil dan Tingkatannya

0

Muslim membaca Alquran dok.pewresearch

JAKARTA — Umat islam diperintahkan untuk membaca Alquran dengan tartil. Hal ini sebagaimana yang diperintahkan dalam Alquran surat Al-Muzzammil ayat empat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

….وَرَتِّلِ الْقُرْاٰنَ تَرْتِيْلًاۗ

“… Dan bacalah Alquran itu dengan tartil”.

Mengutip buku Bimbingan Talaqqi Alquran oleh Abu Unais Ali Subana,

Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah hadits dari Ibnu Mas’ud radhiallahu anhu ia berkata: Janganlah kamu membaca Alquran seperti bacaan syair (cepat dan tanpa tadabbur), jangan pula menghentak-hentak dalam membaca. Berhentilah ketika engkau ta’jub dan renungkanlah dengan hatimu dan janganlah kamu ingin diakhir Surat (cepat selesai membaca).

Para ulama membagi tingkatan tartil itu menjadi tiga tingkat:

  1. Tahqiq yaitu memberikan hak-hak pada setiap hurufnya seperti menyempurnakan mad dan harokat, tasydid dan gunnah dan dengan bacaan yang tenang serta memperhatikan waqaf dan ibtidanya. Bacaan tahqiq ini dapat melatih lisan dalam tahsin (membaguskan) bacaan seseorang yang baru belajar Alquran atau para pemula, sebaiknya melatih bacaan ini selama minimal enam bulan sebelum meningkatkan bacaannya ke tingkat Tadwir. Silahkan dengarkan tilawah Syekh Ali Abdurrahman Al-Khudzaifi, Syekh Ayyub, Syekh Al-Matrud dan Syekh Mangyari Rasyid Af-fasi.
  2. Al-hadr, yaitu membaca Alquran dengan cepat dan dengan tetap memperhatikan hukum-hukum tajwidnya, yang ini dapat dilakukan oleh qori yang telah hafal dan mahir membaca Alquran khususnya dalam mengkhatamkan. kecepatan seseorang dalam bacaan ini bisa membaca 30 menit dalam satu juz atau bisa lebih dari itu.
  3. Al-Tadwir yaitu bacaan yang pertengahan antara tahqiq dan hadr contohnya seperti bacaan Syekh Sudais dan Syekh Suraim dua imam Masjidil Haram. Praktek ketiga tingkatan tersebut dapat dilakukan kepada guru yang telah mahir dan bertalaqqi.

Adapun dalam membaca Alquran hendaknya diingat kaidah:

والحفظ في نظيره كمثله

Dan setiap lafadz yang sama hukumnya, sama pula cara membacanya. Maksudnya ketika kita membaca dengan tingkat Tadwir dari awal, maka begitulah seterusnya dan janganlah mencampur adukkan antara tingkatan tersebut dalam sekali membaca. Begitu pula dengan bacaan mad (panjang) dan qashr (pendek).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *