Satu Juta Orang di Lebanon Mengungsi
BEIRUT — Satu juta orang di Lebanon telah pindah dari satu tempat ke tempat lain hanya dalam beberapa hari. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, pada Senin (30/9/2024) saat serangan Israel di negara itu terus berlanjut.
“Kita tidak boleh melupakan pergerakan pengungsian signifikan yang terjadi dari selatan, pinggiran kota, dan Bekaa hanya dalam beberapa jam,” kata Mikati, dilansir dari laman Saudi Gazette.
Mikati mengatakan, situasi tersebut menimbulkan masalah terkait pengelolaan makanan dan tempat tinggal bagi mereka yang mengungsi. Selain itu masalah lainnya terkait kesehatan masyarakat dan pengelolaan limbah.
Sementara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi mengatakan sedikitnya 100 ribu orang telah menyeberang dari Lebanon ke Suriah untuk menghindari serangan udara Israel baru-baru ini. “Arus pengungsi terus berlanjut,” kata dia.
Dia melanjutkan, personel PBB menyediakan bantuan di empat titik penyeberangan perbatasan. Jumlah tersebut merupakan pembaruan dari angka yang dilaporkan pada Ahad (29/9/2024), yang menyebutkan hampir 80 ribu orang telah melarikan diri ke Suriah dalam tujuh hari terakhir.
Menurut Menteri Lebanon Nasser Yassin, dari jumlah tersebut, 36 ribu orang merupakan warga Suriah dan 41.300 orang adalah warga Lebanon.
Sementara sebelumnya menurut sumber resmi Lebanon, sebanyak 783 orang meninggal dan sekitar 2.312 orang terluka dalam serangan udara Israel di Lebanon semenjak 23 September. Untuk itu jumlah korban tewas dari dimulainya konfrontasi antara Israel dan Hizbullah Oktober lalu menjadi 1.622, dengan 5.549 orang terluka.
Adapun antara Senin (23/9/2024) dan Selasa (24/9/2024), serangan Israel menewaskan 558 orang dan melukai 1.835 lainnya. Pada Rabu (25/9/2024) 51 orang wafat, dan 223 orang terluka. Pada Kamis (26/9/2024) tercatat 92 orang tewas dan 153 orang terluka. Antara Jumat (27/9/2024) dan Sabtu (28/9/2024) pagi, 82 orang wafat, dan 101 orang terluka dalam berbagai serangan Israel di Lebanon. Secara total, 783 orang, termasuk wanita dan anak-anak, telah meninggal di Lebanon semenjak Senin, dengan tambahan 2.312 orang terluka.