Tokoh Rabi Israel Berkati Tentara yang Dituduh Memperkosa Warga Gaza
TEL AVIV — Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan tokoh terkemuka Rabi Israel, Meir Mazuz, memberkati seorang tentara yang diadili karena diduga memperkosa tahanan Palestina dari Gaza. Tokoh tersebut memiliki hubungan dekat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kabinetnya.
Melansir laman Middle East Monitor, Video tersebut menggambarkan Rabi Mazuz memberi tahu tentara yang dituduh bahwa dia sama sekali tidak bersalah. Ketika diberitahu oleh pengacara tentara tersebut, Demari, bahwa mereka memiliki bukti bahwa korban berbohong, rabi tersebut dilaporkan menjawab, “Lalu kenapa?” kemudian menambahkan “tetapi bagaimana jika itu benar? Bukankah kita berhak untuk bertindak seperti ini?”
Kontroversi ini terkait dengan kasus lebih luas yang terungkap pada Juli, itu dikenal sebagai kasus pemerkosaan Sde Teiman. Menurut penyiar publik Israel, KAN, sepuluh tentara Israel ditangkap karena diduga memperkosa seorang tahanan Palestina dari Jalur Gaza di Penjara Sde Teiman.
Di samping itu kasus ini berubah lebih dramatis ketika pengunjuk rasa Israel menyerbu fasilitas penahanan Sde Teiman dan pengadilan militer di Beit Lid. Tindakan ini dilaporkan sebagai upaya untuk mencegah penyelidikan terhadap sepuluh tentara yang dituduh memperkosa tahanan Palestina.
Pemberkatan yang tampak jelas terhadap pemerkosa Israel oleh Rabbi merupakan rekaman terbaru yang mengungkap kedalaman dehumanisasi warga Palestina dalam masyarakat Israel. Pekan lalu, muncul rekaman podcast Israel yang menertawakan terkait menghapus Gaza.
Sementara Israel sedang diselidiki oleh Mahkamah Internasional atas genosida. Dehumanisasi adalah tahap penting dalam proses genosida, di mana satu kelompok secara sistematis dilucuti kemanusiaannya oleh kelompok lain. Tahap ini menciptakan kondisi untuk kekejaman dengan menggambarkan kelompok yang menjadi sasaran sebagai kurang manusiawi, sering kali membandingkannya dengan hewan, hama, atau penyakit.
Adapun lebih dari 40 ribu warga Palestina telah dibunuh di Gaza oleh pasukan Israel dalam sebuah kampanye yang secara luas diyakini sebagai genosida. Para pemimpin Israel telah menggambarkan warga Palestina sebagai hewan manusia. Melalui penggunaan bahasa yang merendahkan dan dehumanisasi, para pelaku mengondisikan masyarakat untuk melihat kelompok sasaran sebagai sesuatu yang dapat dibuang atau sebagai ancaman bagi masyarakat luas.