Ini Kemerdekaan yang Sesungguhnya
JAKARTA — Pada 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah mencapai kemerdekaan dengan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keringat para pejuang. Setelah melalui perjuangan tersebut, bagi umat islam kemerdekaan yang sesungguhnya yakni dapat terbebas dari jeratan setan.
“Saudaraku, kemerdekaan negeri dari penjajah memang sebuah nikmat dan anugerah Allah, tapi di sana ada kemerdekaan hakiki yang lebih utama yaitu kemerdekaan diri kita sendiri dari penjajahan setan, dari belenggu hawa nafsu, dari jerat-jerat dosa dan maksiat,” kata pendakwah Lulusan Markaz Dakwah Syeikh Utsaimin, Unaizah, Gassim, Arab Saudi 2004-2008, Ustadz Abu Ubaidah Yusuf melalui pesan Whatsapp.
“Saudaraku, walau kita sudah merdeka dari penjajahan Belanda, tapi ketahuilah bahwa para prajurit Setan dan musuh-musuh Allah selalu menjajah kita siang malam dengan menyerang iman kita dengan peluru syubhat dan syahwat tanpa lelah dan tiada henti,” lanjut Ustadz Abu Ubaidah.
Ustadz Abu Ubaidah mengatakan, 17 Agustus 1945 M atau bertepatan dengan hari Jumat, 9 Ramadhan 1364 H adalah hari yang sangat bersejarah bagi rakyat negara republik Indonesia. Itu adalah hari yang akan selalu dikenang dan tak akan terlupakan oleh mereka.
Ustadz Abu Ubaidah melanjutkan, dengan anugerah Allah kemudian melalui perjuangan gigih dan tetesan darah, para pahlawan dan pejuang negeri ini bisa memukul mundur para penjajah serta memproklamirkan sebagai negara Merdeka.
Dalam Muqaddimah UUD 1945 disebutkan sebagai berikut:
- Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
- Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
“Sebagai generasi anak bangsa yang ditakdirkan hidup di bumi pertiwi sekarang ini, yang telah merasakan buah manis kemerdekaan, maka selayaknya bagi kita meningkatkan Syukur kita kepada Allah yang mencurahkan nikmat kemerdekaan kepada kita kemudian berterima kasih terhadap para pahlawan dan pejuang negeri ini yang telah rela mengorbankan jiwa dan raga mereka demi kemerdekaan Indonesia,” papar Ustadz Abu Ubaidah.
“Ya, kita harus mensyukuri kemerdekaan ini, karena dengan Syukur, Allah akan menjaga dan menambahkan nikmatNya kepada kita, dan tanpa syukur akan tercabutlah nikmat tersebut dari kita. Maka mari kita jaga bersama, kita rawat bersama agar tidak hilang dari kita,” lanjut Ustadz Ubaidah.
Ustadz Abu Ubaidah menjelaskan bagaimana cara muslim mensyukuri nikmat kemerdekaan ini, berikut di antaranya:
- Menyakini bahwa nikmat kemerdekaan ini semata-mata hanya dari Allah saja serta membasahi lidah kita dengan selalu memujiNya.
- Berterima kasih kepada para pahlawan dan pejuang kemerdekaan, karena barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, sesungguhnya dia tidak bersyukur kepada Allah.
- Meningkatkan ketaatan dan ketagwaan yang merupakan sumber keberkahan negara, serta menjauhi dosa yang merupakan sumber petaka.
- Menjaga stabilitas keamanan negara, persatuan dan kesatuan antar bangsa dan manusia, mematuhi undang-undangNya selagi tidak bertentangan dengan syariat agama kita.
- Mendoakan kebaikan untuk negeri agar aman, damai sentosa dan diberkahi oleh Allah.