Hizbullah Serang Militer Israel
BEIRUT — Kelompok Lebanon, Hizbullah, menyerang beberapa lokasi militer di Israel utara pada Ahad (11/8/2024). Peristiwa ini terjadi di tengah meningkatnya eskalasi antara kedua belah pihak.
Melansir laman Anadolu Agency, Hizbullah mengatakan para pejuangnya menargetkan lokasi Marj dengan senjata yang sesuai, dan mengakibatkan serangan langsung.
Kelompok itu juga menyerang pos Barakat Risha dan al-Raheb dengan rudal. Kemudian menyatakan serangan itu untuk mendukung rakyat Palestina yang teguh dan perlawanan mereka.
Sementara tidak ada komentar langsung dari tentara Israel tentang serangan itu.
Sebelumnya sempat terjadi ledakan keras pada 30 Juli lalu di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut. Hal tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Hizbullah dan Israel. Serangan itu dilaporkan terjadi di sekitar markas besar Dewan Syura Hizbullah di Haret Hreik. Hal ini dilaporkan Kantor Berita Nasional milik pemerintah.
Disebutkan serangan itu dilakukan oleh pesawat nirawak Israel yang menembakkan tiga rudal ke sebuah gedung, menghancurkan dua lantai. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan seorang wanita dan dua anak tewas dan 69 lainnya terluka, tiga di antaranya kritis, dalam serangan itu.
Militer Israel mengonfirmasi serangan itu. Mereka mengklaim bahwa serangan itu menargetkan seorang komandan Hizbullah yang bertanggung jawab atas serangan rudal yang menewaskan 12 orang di kota Druze, Majdal Shams, di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Di samping itu kekhawatiran telah berkembang tentang perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah pertukaran tembakan lintas perbatasan selama berbulan-bulan. Terutama dengan Hizbullah yang mengancam pembalasan militer setelah pembunuhan komandan utamanya Fouad Shukr dalam serangan udara Israel di Beirut pada 30 Juli.
Adapun eskalasi itu terjadi dengan latar belakang serangan gencar Israel terhadap Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 39.800 orang semenjak Oktober lalu. Hal ini menyusul serangan lintas perbatasan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas.