Tentang Pembentukan Negara Palestina, UE Kecam Parlemen Israel

0

Uni Eropa (UE) dok.anadoluagency

BERLIN — Uni Eropa (UE) pada Jumat (19/7/2024) mengecam resolusi parlemen Israel baru-baru ini yang menentang pembentukan negara Palestina. UE menekankan bahwa solusi dua negara tetap menjadi satu-satunya jalan menuju perdamaian dan keamanan di Timur Tengah.

“Ada konsensus kuat di komunitas internasional bahwa satu-satunya solusi berkelanjutan yang akan membawa perdamaian dan keamanan di Timur Tengah adalah solusi dua negara,” sebut UE dikutip dari laman Anadolu Agency.

UE menegaskan kembali komitmennya untuk mencapai perdamaian abadi melalui solusi dua negara sebagaimana diuraikan dalam Resolusi Dewan Keamanan PBB 2735, 2728, 2720, dan 2712, yang memastikan warga Palestina dan Israel dapat hidup aman dan bermartabat. Blok tersebut mempertahankan pendiriannya dengan tidak mengakui perubahan pada perbatasan 1967 kecuali disepakati oleh kedua belah pihak.

“Kami akan terus bekerja secara aktif dengan mitra internasional dan regional untuk menghidupkan kembali proses politik untuk mencapai tujuan ini. Jalur yang kredibel menuju negara Palestina adalah komponen penting dari proses politik tersebut,” sebutnya.

“Tidak ada harapan, tidak adanya cakrawala bagi rakyat Palestina hanya akan memperdalam konflik,” lanjutnya.

Adapun Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Zionis telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza semenjak serangan Hamas pada 7 Oktober.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 38.800 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 89.400 orang terluka. Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza menjadi reruntuhan di tengah blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah. Adalah tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diinvasi pada 6 Mei.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *