Pengakuan Tahanan Palestina Sebut Penjara Israel Ibarat Guantanamo

0

Tahanan Palestina terbebas dari penjara Israel dok.anadoluagency

GAZA — Terbaring di ranjang rumah sakit di Beit Jala di Tepi Barat bagian selatan, Moazzaz Khalil Abayat (37 tahun) masih tidak percaya dia dibebaskan dari penjara Negev di Israel selatan. Dia dibebaskan dari penjara Israel pada Selasa (9/7/2024) dalam kondisi kesehatan yang begitu buruk.

Abayat berasal dari kota Betlehem di Tepi Barat. Sebelumnya Abayat ditahan selama sembilan bulan, tanpa dakwaan berdasarkan kebijakan penahanan administratif Israel yang terkenal buruk.

“Penjara Negev seperti Guantanamo. Saya melihat tahanan dibunuh dan diinjak-injak dengan sepatu bot. Setiap malam, kami dipukuli dengan kejam. Cuma tadi malam saya tidak kena,” kata Abayat dilansir dari laman Anadolu Agency.

Meskipun Abayat dikelilingi oleh keluarga dan teman-teman di rumah sakit, dia tetap mengalami kebingungan karena yakin ia masih dalam tahanan penjara Israel.

“Setelah penangkapan saya, saya diinterogasi militer dan dituduh sebagai pembunuh. Saya tidak pernah membunuh siapa pun,” kenang Abayat.

“Saya mengalami patah tulang di kepala dan tangan, saya dipukuli di bagian sensitif dan terluka. Saya dimasukkan ke dalam tas hitam seolah-olah saya sudah mati,” lanjut dia.

Abayat mengungkapkan, Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Itamar Ben-Gvir ikut serta dalam penyiksaan di penjara militer Ofer, sebelah barat Ramallah. Di samping itu, penuturan Abayat terkadang tidak jelas. Hal ini menandakan ia masih mengalami tekanan psikologis yang berat seolah-olah masih dipenjara.

“Tahanan sekarat di penjara. Ini adalah seruan kepada semua orang untuk mengambil tindakan untuk menyelamatkan mereka,” kata dia.

Di samping itu, Ayah Abayat, Khalil begitu terkejut dengan kondisi kesehatan putranya. Dia mengatakan, berat badan Moazzaz turun dari sekitar 110 kilogram menjadi hampir 50 kilogram.

“Keluarga sangat terkejut. Moazzaz tampak seperti orang yang benar-benar berbeda,” kata Khalil.

“Putra saya adalah seorang binaragawan, bekerja di toko daging, mudah bergaul, dan menjadi pencari nafkah bagi lima anak. Saat ini, dia hampir kehilangan ingatan, hampir lumpuh, kurus, tidak bisa berjalan, dan tidak mengenali banyak anggota keluarganya,” lanjut Khalil.

Direktur medis rumah sakit Beit Jala, Dr Nizar Qumsiyeh mengatakan, Abayat mengalami berbagai macam memar dan berada dalam kondisi psikologis yang parah.

“Kami telah memulai tes medis dan menunggu hasilnya, tapi jelas dia yakin dia masih di penjara dan dikelilingi oleh sipir penjara,” ucap Qumsiyeh.

“Dia memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan tindak lanjut untuk menentukan kebutuhan makanannya untuk mendapatkan kembali kesehatan fisiknya dan kemudian memulai perawatan psikologis jangka panjang,” lanjut Qumsiyeh.

Menurut Masyarakat Tahanan Palestina, Abayat dipukuli secara brutal selama penangkapannya pada akhir Oktober 2023.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *