Masoud Pezeshkian Terpilih Jadi Presiden Iran
TEHERAN — Anggota parlemen Iran yang sebelumnya menjabat sebagai menteri kesehatan, Masoud Pezeshkian terpilih menjadi presiden Iran melalui pemilihan umum yang berlangsung selama dua putaran.
Melansir laman Anadolu Agency, Pezeshkian mengalahkan lawan konservatifnya, mantan pemimpin perundingan nuklir dan kepala badan keamanan tertinggi, Saeed Jalili. Presiden Iran mengalahkan lawannya dengan selisih 2,7 juta suara dalam hasil yang diumumkan Sabtu (6/7/2024) pagi.
Pezeshkian mengantongi 16.384.403 suara dari 30.530.157 suara yang dihitung. Jalili harus puas dengan 13.538.179 suara pada pemilu putaran kedua Jumat (5/7/2024) yang menghasilkan jumlah pemilih lebih tinggi dibandingkan putaran sebelumnya.
Sebelum putaran kedua, Pezeshkian secara menakjubkan mengalahkan lawan-lawannya yang lebih menonjol dalam pemilihan presiden cepat Jumat lalu, dan menerima jumlah suara terbanyak. Kandidat reformis ini memperoleh 10,4 juta suara dari 24,5 juta suara pada pemilu 28 Juni, lebih banyak dari Jalili dan Ketua Parlemen Mohammad Baqer Qalibaf.
Adapun Pezeshkian menjabat sebagai menteri kesehatan di pemerintahan Mohammad Khatami (2001-2005) dan telah mewakili kota Tabriz di barat laut Iran di parlemen Iran sejak 2008.
Sebagai seorang ahli jantung, Pezeshkian sebelumnya mengepalai Universitas Ilmu Kedokteran Tabriz, salah satu institusi medis terkemuka di Iran utara. Dua pencalonannya yang gagal sebelumnya untuk kursi kepresidenan terjadi masing-masing pada 2013 dan 2021.
Pada 2013, ia mengundurkan diri dari pemilihan presiden pada tahap selanjutnya dan mendukung mantan Presiden Hashemi Rafsanjani. Kemudian pada 2021, pencalonannya ditolak oleh badan pemeriksaan tertinggi di negara tersebut.
Di samping itu, kampanye Pezeshkian didukung oleh kehadiran mantan politisi dan menteri reformis, termasuk Javad Zarif, yang menjabat sebagai menteri luar negeri selama dua periode di bawah mantan Presiden Hassan Rouhani.