Parlemen Italia Tolak Akui Palestina

0

dok.anadoluagency

ROMA — Majelis Rendah Italia pada Kamis (4/7/2024) memberikan suara menentang proposal yang diajukan oleh partai oposisi sayap kiri untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara. Penolakan datang dari partai sayap kanan yang memegang mayoritas di majelis rendah parlemen.

Proposal tersebut awalnya diperkenalkan pada Mei oleh Five Star Movement (M5S) dan didukung oleh mosi tambahan yang menyerukan langkah-langkah nyata menuju pengakuan Palestina. Mosi tersebut terinspirasi dari keputusan Spanyol, Irlandia dan Norwegia baru-baru ini yang mengakui Negara Palestina, dan mendesak pemerintah Italia untuk mengikutinya.

Deputi M5S Riccardo Riccardi mengungkapkan ketidaksetujuan yang kuat selama diskusi di Majelis Umum. “Perdana Menteri Israel (Benjamin) Netanyahu adalah penjahat. Sangat memalukan untuk mengklasifikasikan ulang kata ‘bencana’ menjadi ‘krisis’ dalam sebuah mosi. Berapa 39.000 kematian? Apa yang dimaksud dengan penembakan terhadap orang-orang yang sedang antre untuk mendapatkan roti? Anda tidak peduli dengan ini orang-orang,” kata dia dilansir dari laman Anadolu Agency.

Meski mendapat tekanan dari oposisi, gerakan tersebut dikalahkan oleh mayoritas sayap kanan. Setelah kejadian tersebut, partai-partai yang berkuasa berhasil mengeluarkan proposal mereka sendiri, yang mendukung inisiatif Uni Eropa dan upaya internasional yang bertujuan untuk mengakui Negara Palestina dalam kerangka negosiasi dua negara yang berdaulat dan demokratis.

Peppe Provenzano dari oposisi utama Partai Demokrat (PD) juga mengutuk konflik yang sedang berlangsung melawan Palestina dan menyatakan keprihatinan atas kelambanan pemerintah Italia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Giorgia Meloni. Provenzano menekankan bahwa warga Palestina mempunyai hak atas negaranya sendiri.

Membela penolakan tersebut, Giangiacomo Calovini dari partai berkuasa Brothers of Italy (FdI) menyatakan keprihatinannya mengenai keputusan pengakuan sepihak oleh Spanyol, Irlandia dan Norwegia, dengan alasan bahwa tindakan tersebut tanpa persetujuan bulat dari Uni Eropa akan melemahkan blok tersebut.

Hal senada juga disampaikan oleh Paolo Formentini dari partai Liga sayap kanan. “Mengakui Palestina sebagai sebuah negara akan secara efektif memberi penghargaan kepada (kelompok Palestina) Hamas,” kata dia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *