dok.anadoluagency

GAZA — Direktur rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza, Mohammad Abu Salmiya mengatakan beberapa warga Palestina di penjara Israel meninggal selama interogasi, penyiksaan, kelalaian medis, dan perampasan obat-obatan.

Berbicara pada konferensi pers setelah pembebasannya pada Senin (1/7/2024), Abu Salmiya mengatakan, dia dan warga Palestina lainnya yang dibebaskan meninggalkan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel mengalami kondisi sulit. Dia menambahkan bahwa para tahanan Palestina menjadi sasaran penyiksaan fisik dan psikologis, dan hanya diberi sedikit makanan.

“Tahanan Gaza kehilangan (rata-rata) 25 kilogram (55 pon) berat badan mereka karena kekurangan makanan,” kata Dr. Abu Salmiya, dilansir dari laman Anadolu Agency.

Dia juga mencatat bahwa para dokter dan perawat Israel juga merupakan bagian dari penyerangan serta hukuman terhadap tahanan Palestina dengan tidak memberi mereka perawatan medis yang diperlukan. “Dokter (Israel) di sana memukuli para tahanan, perawat memukuli para tahanan,” kata Abu Salmiya.

Ia mendesak organisasi-organisasi internasional yang peduli dengan hak-hak para tahanan untuk mengunjungi para tahanan dan melihat kondisi sulit yang mereka alami di dalam penjara.

Pada Senin, Israel membebaskan Abu Salmiya dan sekitar 54 warga Palestina. Ini termasuk dokter, yang ditahan di Rumah Sakit Al-Shifa dan fasilitas medis lainnya selama operasi militer terpisah selama beberapa bulan terakhir.

Sebelumnya Abu Salmiya ditangkap pada 23 November bersama beberapa staf medis saat melakukan perjalanan dari Kota Gaza ke selatan wilayah kantong tersebut. Perjalanan dilakukan menyusul serangan Israel terhadap rumah sakit tersebut.

Sementara Israel mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Zionis telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza semenjak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Menurut otoritas kesehatan setempat, setidaknya 37.900 warga Palestina telah wafat. Sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan sekitar 87.000 lainnya terluka.

Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah. Adalah tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserbu pada 6 Mei.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *