dok.muslimhands

JAKARTA — Pada bulan Muharram umat islam disyariatkan untuk menjalankan puasa asyuro pada hari ke sepuluh Muharram. Terdapat beberapa keutamaan dalam puasa asyuro.

Pada akhir hayatnya, Nabi ﷺ bertekad untuk tidak hanya puasa pada hari ‘Asyuro saja yakni 10 Muharram, namun juga menyertakan sembilan ‘Asyuro agar berbeda dengan puasanya orang Yahudi.  Dikutip dari buku Misteri Bulan ‘Asyuro Antara Mitos dan Fakta karya Abu Abdillah Syahrul Fatwa, berikut lima keutamaan puasa asyuro:

1. Menghapus dosa satu tahun yang lalu

Puasa ini Menghapus dosa satu tahun yang lalu. Rasulullah ﷺ  bersabda:

“Puasa ‘Asyuro aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata: “Keutamaannya menghapus semua dosa-dosa kecil. Atau boleh dikatakan menghapus seluruh dosa kecuali dosa besar”. (Majmu’ Syarah al-Muhadzzab)

Para salaf dahulu begitu bersemangat berpuasa ‘Asyuro. Dikisahkan, suatu saat Muhammad bin Syihab Az-Zuhri dalam safar. Namun beliau tetap berpuasa ‘Asyuro. Ditanyakan kepada beliau: Kenapa engkau puasa ‘Asyuro saat safar padahal engkau berbuka saat safar di bulan Ramadhan? 

Beliau menjawab: Kalau Ramadhan ada waktu lain untuk menggantinya, sedangkan ‘Asyuro tidak ada waktu lain untuk menggantinya (Syu’abul Iman). Ini menujukkan semangat para salaf dalam memanfaatkan musim-musim yang berbarakah. Semoga Allah menganugerahkan kita semua kebaikan dan keberkahannya. 

2. Nabi Muhammad Bersemangat untuk Puasa Asyuro 

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam sangat bersemangat untuk berpuasa pada hari Asyuro,

ما رَأَيْتُ النبيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَومٍ فَضَّلَهُ علَى غيرِهِ إلَّا هذا اليَومَ؛ يَومَ عَاشُورَاءَ، وهذا الشَّهْرَ. يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata:

“Aku tidak pernah melihat Nabi ﷺ benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyuro dan puasa bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari: 2006, Muslim: 1132)

3. Hari di mana Allah menyelamatkan Bani Israil

Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa ‘Asyuro. Nabi ﷺ bertanya: “Puasa apa ini?” Mereka menjawab: “Hari ini adalah hari yang baik, hari di mana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami pun ikut berpuasa. Nabi berkata: “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”. Akhirnya Nabi ﷺ berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa juga”. (HR. Bukhari: 2004, Muslim: 1130)

4. Puasa ‘Asyuro dahulu diwajibkan

Dahulu puasa ‘Asyuro diwajibkan sebelum turunnya kewajiban puasa Ramadhan. Hal ini menujukkan keutamaan puasa ‘Asyuro pada awal perkaranya.

Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma berkata: “Nabi dahulu puasa ‘Asyuro dan memerintahkan manusia agar berpuasa pula. Ketika turun kewajiban puasa Ramadhan, puasa ‘Asyuro ditinggalkan”. (HR. Bukhari: 1892, Muslim: 1126)

5. Puasa ini jatuh pada bulan haram

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ

Puasa yang paling afdhol setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah al-Muharram. (HR Muslim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *