4 Manfaat Pelukan bagi Kesehatan
JAKARTA — Berpelukan merupakan sebuah tindakan yang dapat menimbulkan rasa nyaman dalam diri seseorang. Baik itu pelukan antara pasangan suami-istri, ibu dengan putrinya, atau orang penting lainnya, pelukan dapat membuat seseorang merasa hangat di dalamnya. Selain itu, pelukan juga dapat memberikan manfaat kesehatan bagi diri seseorang.
Pelukan mampu melakukan lebih dari sekedar membuat seseorang merasa lebih baik. Penelitian menunjukkan bahwa pelukan dapat memberikan beberapa manfaat kesehatan yang nyata, mulai dari mengurangi tekanan hingga menurunkan tekanan darah. Berikut empat cara pelukan hangat bisa menjadi lebih baik bagi pikiran dan tubuh, yang dilansir dari laman Time :
1. Pelukan membantu merasa didukung
Pelukan tidak hanya membawa seseorang lebih dekat kepada orang lain secara harfiah: mereka juga memicu pelepasan oksitosin, zat kimia yang terkait dengan perilaku ikatan. “Studi menunjukkan bahwa orang merasa lebih baik, dan lebih terhubung dengan pasangan mereka saat mereka berpelukan atau sering bersentuhan,” kata seorang pakar hubungan, Terri Orbuch, PhD.
2. Menurunkan tekanan darah
Selain keintiman, oksitosin juga dapat mempengaruhi kunci kesehatan utama. Sebuah studi kecil terhadap 59 wanita pramenopause, yang diterbitkan dalam jurnal Biological Psychology menemukan bahwa, pelukan yang sering terjadi antara wanita dan pasangannya, berkaitan dengan kadar oksitosin dan tekanan darah rendah yang lebih tinggi.
3. Mengurangi stres
Inilah bukti yang didukung sains bahwa pelukan dari ibu pada dasarnya tak terkalahkan. Ketika para periset dari University of Wisconsin-Madison School of Medicine menempatkan sekelompok anak perempuan berusia 7 sampai 12 tahun dalam situasi yang penuh tekanan, meminta mereka untuk memberikan pidato mendadak. Hasilnya, anak yang menerima pelukan dari ibu mereka, memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih rendah.
4. Menurunkan risiko infeksi
Siapa yang tahu berpelukan bisa membantu membuatmu bebas dari flu? Dalam sebuah studi pada 2014 dari Universitas Carnegie Mellon, para periset menemukan bahwa orang-orang yang stres (yang cenderung sakit) memiliki risiko infeksi yang berkurang, jika mereka merasa memiliki dukungan sosial yang memadai, dengan mendapatkan pelukan yang memadai.