1.054 KK Penghuni Kolong Jembatan Bakal Pindah ke Rusunawa
JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memindahkan sebanyak 1.054 Kepala Keluarga (KK) penghuni kolong jembatan dan tol ke Rumah Susun Umum Sewa (Rusunawa). Program ini diharapkan selesai pada akhir tahun ini.
“Para wali kota sudah mendata lokasi dan segera meninjau beberapa kolong jembatan agar warga bersedia pindah ke rusun yang telah disediakan,” kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta, Kelik Indriyanto dikutip dari laman berita Pemprov DKI.
Berdasarkan data, sebanyak 1.054 KK yang tersebar di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur akan dipindahkan ke hunian yang lebih layak. Kelik mengatakan, upaya ini bertujuan meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta sekaligus menata kawasan perkotaan.
Dia mengatakan, penyediaan hunian layak bagi penghuni kolong jembatan dan tol atau masyarakat prasejahtera di Jakarta sudah menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta melalui ketersediaan Rusunawa. Mereka juga diwajibkan untuk membayar pemakaian listrik dan air.
“Mereka yang direlokasi tetap membayar sesuai pemakaian listrik dan air. Program ini sejalan dengan visi Kementerian Perumahan untuk menyediakan hunian layak bagi masyarakat prasejahtera,” kata dia.
Kelik menjelaskan, selain menyediakan tempat tinggal, Pemprov DKI Jakarta juga akan memberikan pelatihan keterampilan untuk warga yang dipindahkan. Program ini melibatkan beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk memastikan warga dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperoleh pekerjaan.
“Di Rusun, mereka akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan. Ini tidak hanya soal tempat tinggal, tetapi juga upaya pemberdayaan mereka agar lebih mandiri di masa depan,” ucap Kelik.
Ia mengatakan, program penghunian warga kolong tol dan jembatan ini juga menjadi bagian dari langkah Jakarta menuju kota global. Pemprov DKI Jakarta menargetkan tidak ada lagi warga yang tinggal di kolong jembatan atau tol.
“Target kita jelas, hunian di bawah kolong tol dan jembatan harus kosong. Selain memperbaiki tata kota, kami ingin memastikan warga dapat hidup lebih layak,” ucap Kelik.
Berikut sebaran 1.054 KK penghuni kolong jembatan dan tol yang akan direlokasi ke rusun-rusun yang tersebar di Jakarta Pusat sebanyak 92 KK, Jakarta Utara 822 KK, Jakarta Barat 139 KK dan Jakarta Timur satu KK.
Jakarta Pusat, Warga asal kolong Jembatan Tomang (92 KK) direlokasi ke lima rusunawa, yaitu: KS Tubun (20 KK), Jati Rawasari (9 KK), Karang Anyar (9 KK), Tongkol (43 KK), Cibesel (11 KK)
Jakarta Utara, Marunda (59 KK), Padat Karya (179 KK), Nagrak (175 KK), Tongkol (68 KK), Cibesel (11 KK), Rorotan (93 KK), PIK Pulogadung (129 KK), Kelapa Gading (2 KK), Cakung Barat Blok (5 KK), Tipar Cakung Blok (3 KK), Pulogebang Blok (6 KK), Pulo Jahe Tower (103 KK)
Jakarta Barat, Warga dari kolong Tol Jalan Inspeksi Kanal Barat (139 KK) direlokasi ke empat rusunawa yaitu: Rawa Buaya (44 KK), Daan Mogot Blok (20 KK), Daan Mogot Tower (4 KK), Tegal Alur (26 KK), PIK Pulogadung (45 KK)
Jakarta Timur, Satu KK dari bawah Flyover Basuki Rahmat dipindahkan ke Rusun Jatinegara Barat.
Sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) Administrasi Jakarta Barat melakukan pendataan kepada warga penghuni kolong tol Jelambar, Kelurahan Jelambar Baru, Kecamatan Grogol Petamburan. Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto menuturkan, pendataan yang berlangsung di kantor Kelurahan Jelambar Baru, dilakukan menindaklanjuti arahan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta.
Dari data sementara menyebutkan, warga yang tinggal di kolong tol Jelambar dan ber-KTP DKI Jakarta tercatat sebanyak 227 KK atau sebanyak 500 jiwa.
“Mereka didata terlebih dahulu untuk direlokasi ke rusun yang ada di Jakarta Barat seperti Rusun Rawa Buaya, Rusun Flamboyan, dan Rusun Pesakih Daan Mogot,” kata dia.